Harga Jual dan Sewa Properti Akan Terkerek Pasca Adanya KCJB dan LRT Jabodetabek



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kereta Api Cepat Jakarta Bandung (KCJB) akan beroperasi di pertengahan Agustus 2023. Jalur ini membentang dari Tegalluar hingga Halim dengan total panjang rel terpasang 304 km untuk kedua sisi.

Selain proyek KCJB, Indonesia juga segera akan mengoperasikan proyek strategis nasional lainnya yaitu LRT Jabodetabek, dimana perpindahan moda transportasi dari Kereta Cepat menuju LRT akan menjadi seamless dan effortless.

Tak heran, keberadaan transportasi ini tentu akan mendorong permintaan properti baik residensial maupun apartement di lokasi tersebut. 


Syarifah Syaukat, Senior Research Advisor dari Knight Frank Indonesia menilai perumahan yang berlokasi dekat stasiun untuk saat ini memang lebih banyak diminati oleh para pembeli, khususnya dari generasi milenial. 

Baca Juga: Tanrise Property Gencar Ekspansi di Tahun 2023, Anggarkan Capex Rp 500 Miliar

Berdasarkan Jakarta Property Highlight periode semester II 2022, tercatat bahwa penjualan kondominium di area sekitar TOD lebih tinggi sekitar 2% dari penjualan kondominium secara umum di Jakarta. 

“Pendorong maraknya proyek di sekitar TOD diantaranya adalah pada konsep integrasi antara hunian dan transportasi publik yang menciptakan compact city melalui peningkatan aksesibilitas. Dengan demikian akan meminimalisir kemacetan dan menciptakan efisiensi pergerakan di perkotaan,” kata dia kepada Kontan, Selasa (13/6). 

Ia melihat kehadiran fasilitas stasiun LRT dan Kereta Cepat juga akan berpengaruh terhadap permintaan properti residensial pada kawasan di sekitarnya, yang akhirnya memberikan pengaruh terhadap penyesuaian harga. 

Riset Knight Frank Indonesia menunjukkan harga properti yang terletak di kawasan TOD cenderung memiliki harga jual atau sewa yang lebih tinggi pada semester II-2022. 

Baca Juga: Astra Property dan Hong Kong Land Siap Bangun Proyek Township 50 Ha di Cikupa

“Sebagai contoh pada properti residensial di wilayah TOD Jakarta yang memiliki harga jual lebih tinggi sekitar 4% dibanding unit kondominium lainnya pada segmen yang sama di Jakarta,” sambungnya. 

Dengan demikian, ia pun memprediksikan permintaan properti yang terletak dekat dan aksesibel dengan kedua moda transportasi tersebut akan meningkat. 

Selain permintaan, peningkatan harga jual dan sewa pada beberapa properti tersebut juga tidak bisa dihindari. Hal ini berjalan seiring dengan progress pembangunan mode kedua transportasi tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .