Harga Jual Emiten Tambang Batubara Berpotensi Melandai di Semester Kedua



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah emiten tambang batubara melaporkan kinerja mengesankan sepanjang enam bulan pertama 2022. Salah satu pendorong kinerja emiten tambang adalah naiknya harga jual rata-rata alias average selling price (ASP) di semester pertama 2022.

Namun, sejumlah analis memproyeksikan ASP emiten batubara akan cenderung melandai di semester kedua ini setelah pada semester lalu sudah naik cukup signifikan. Analis Bahana Sekuritas Timothy Wijaya menilai, ASP yang akan cenderung flat atau turun sedikit secara kuartalan disebabkan oleh tingkat ASP batubara sudah terlihat flat untuk pasar Indonesia dan China

Di sisi lain, harga batubara pun akan tetap stabil dan kemungkinan akan turun. Akan tetapi, harga batubara berpotensi memanas kembali menjelang datangnya musim dingin di belahan bumi bagian utara. Bahana Sekuritas sendiri memproyeksikan harga batubara tahun ini akan berada di level US$ 250 per ton.


Baca Juga: Harga Jual Naik, Laba Emiten Batubara Melambung hingga Ratusan Persen

Menurut Timothy, salah satu sentimen  yang menarik saat ini yakni terkait keringnya sungai Rhine di Jerman. “Sehingga kapal-kapal tidak bisa mengangkut minyak dan batubara karena tingkat air sungai sudah di level kritis,” terang Timothy kepada Kontan.co.id, Kamis (11/8)

Senada, analis RHB Sekuritas Fauzan Luthfi Djamal memproyeksi, harga batubara di sisa tahun ini akan konservatif di level US$ 250. Namun, saat ini RHB Sekuritas sedang meninjau ulang proyeksi ini. Menurut dia, paling tidak harga batubara akan bertahan di atas US$ 300 sampai akhir tahun.

“Tetapi kalau dilihat untuk paruh kedua 2022, ASP memang akan ada normalisasi ya, karena sudah mengalami basis yang lumayan tinggi di paruh pertama ini,” terang Fauzan kepada Kontan.co.id, Kamis (11/8). Rata-rata harga batubara Newcastle di semester pertama 2022 dibanding semester yang sama tahun lalu memang sudah naik sekitar 200% lebih.

Baca Juga: Pendapatan RMK Energy (RMKE) Melonjak Jadi Rp 1,07 Triliun di Semester I-2022

Adapun sentimen untuk pasar batubara masih seputar faktor pemulihan stok energy thermal di Eropa yang tampaknya belum optimal. Ditambah, efek musim panas yang belum berlalu dan persiapan untuk menghadapi musim dingin sudah semakin dekat.

Fauzan memasang rating netral untuk sektor batubara. Fauzan melihat top line emiten batubara akan masih kuat, terutama dari segi pergerakan harga. Kenaikan harga ini masih bisa menurunkan risiko jika volume produksi emiten sedikit meleset di bawah target tahun ini

Ditambah, aktivitas pre stripping sudah gencar dilakukan emiten dari awal tahun. Dampak positifnya, biaya operasional bisa terlihat lebih rendah juga, karena stripping ratio kemungkinan  akan lebih kecil di semester kedua ini.

Baca Juga: Semester I-2022, Indo Tambangraya (ITMG) Buku Laba US$ 460 Juta

“Margin masih bisa lebih bagus sampai akhir tahun,” pungkas Fauzan. RHB Sekuritas merekomendasikan trading buy saham PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) dengan target harga Rp 45.300 dan beli saham PT United Tractors Tbk (UNTR) dengan target harga Rp 34,700. Namun, kemungkinan akan ada upgrade Kembali untuk saham ITMG dan UNTR.

Sementara Timothy merekomendasikan beli saham PT Harum Energy Tbk (HRUM) dengan target harga Rp 3.360 per saham. Saat ini Timothy juga sedang meninjau ulang target harga saham HRUM.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati