Harga jual meningkat, laba Indo Tambangraya (ITMG) melesat 191%



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pandemi Covid-19 sepanjang tahun 2020 menyebabkan permintaan energi menurun dan harga batubara merosot ke level terendah. Saat negara-negara di dunia menerapkan lockdown pada bulan Maret tahun lalu, harga batubara tertekan hingga menyentuh angka terendah di US$ 45 per ton.

Program vaksinasi dan penerapan new normal di seluruh dunia, telah mendorong pemulihan konsumsi dan permintaan energi, sehingga harga mulai berangsur pulih semenjak bulan Oktober tahun lalu dan mencapai puncaknya di US$ 96 per ton pada akhir bulan Maret tahun ini.

Meskipun demikian, PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) mampu melewati krisis dan siap untuk memanfaatkan momentum pemulihan harga dengan kegiatan operasional yang andal dan berjalan lancar serta sisi keuangan yang kuat. “Ketika sektor pertambangan batubara bergerak ke titik terendahnya, Indo Tambangraya telah menerapkan efisiensi biaya secara disiplin guna menjaga agar kegiatan operasional berjalan lancar,” ungkap Indo Tambangraya Megah dalam siaran pers, Selasa (11/5).


Di kuartal pertama 2021, Indo Tambangraya mencatatkan perolehan rata-rata harga batubara sebesar US$ 68,1 per ton, atau naik 29% secara kuartalan dan 16% secara tahunan. Total volume penjualan batubara ITMG mencapai 4,1 juta ton. 

Penjualan ITMG pada pertama 2021 tercatat sebesar US$ 284 juta dan untuk margin laba kotor naik menjadi 30% di kuartal pertama tahun ini. Penjualan ITMG ini sebenarnya turun 22,32% jika dibandingkan dengan kuartal pertama tahun lalu sebesar US$ 365,9 miliar.

Baca Juga: Pemerintah kerek target produksi batubara, ITMG jadi emiten yang diuntungkan

Kenaikan harga jual rata-rata telah menghasilkan arus kas yang kuat. Tercatat, EBITDA Indo Tambangraya di kuartal pertama 2021 sebesar US$ 86 juta atau naik 48% dari periode yang sama tahun sebelumnya. Sedangkan laba bersih naik signifikan 191% menjadi US$ 42 juta dari semula US$ 14 juta.

“Dari target volume penjualan 20,7 juta ton-22,9 juta ton untuk tahun ini, Indo Tambangraya telah mendapatkan 67% kontrak penjualan. Sebanyak 27% harga jualnya telah ditetapkan, 39% lagi mengacu pada indeks harga batu bara sedangkan 2% lainnya belum ditentukan harga jualnya. Selebihnya 33% belum terjual,” ungkap ITMG.

Hingga Maret lalu, ITM telah menjual sebanyak 4,1 juta ton batubara yang diekspor ke berbagai negara, seperti Jepang, China, Bangladesh, Thailand, dan negara-negara lain di Asia Timur dan Asia Tenggara. Penjualan domestik batubara ITMG sebanyak 0,6 juta ton.

Sampai dengan akhir Maret 2021, total aktiva ITMG bernilai US$ 1,20 miliar dengan total ekuitas US$ 884 juta. ITMG memiliki posisi kas dan setara kas US$ 276 juta dengan posisi pinjaman jangka panjang dari bank sebesar US$ 35,8 juta.

Baca Juga: Harga batubara naik, simak rekomendasi saham PTBA, ADRO, ITMG dan INDY

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati