JAKARTA. Emiten-emiten sektor batubara mulai bisa berharap untuk memperbaiki kinerja keuangan. Ini didasarkan pada proyeksi harga jual batubara dunia yang kemungkinan bakal membaik di tahun 2014. Andy Wibowo Gunawan, Analis Sucorinvest Central Gani menuturkan, konsumsi di China sebagai importir nomor wahid dunia akan tetap tinggi meski pemerintah di sana menerapkan berbagai kebijakan mengurangi impor batubara. Berkaca pada data historikal sepanjang 2008-2012, China selalu mengalami defisit batubara. Pada periode itu, konsumsi batubara China secara rata-rata naik 8,2% per tahun. Sementara produksi domestik Negeri Tirai Bambu di 2008-2012 hanya naik rata-rata 6,8% per tahun. Di tahun ini, defisit batubara China diperkirakan akan mencapai 40,65 juta ton. Angka ini akan naik menjadi 41,96 juta ton di tahun berikutnya. "Dengan proyeksi harga yang lebih baik, emiten batubara diprediksi akan meningkatkan produksi di tahun ini," kata Andy, Rabu (5/2). Beberapa emiten batubara besar memang berniat meningkatkan produksi maupun penjualan batubara di tahun ini. PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) misalnya menargetkan produksi batubara sebanyak 29,5 juta ton di 2014, naik tipis dari realisasi tahun lalu yang 28,5 juta ton. Edward Manurung, Direktur Keuangan ITMG menyatakan, perusahaan menganggarkan belanja modal atau capital expenditure (capex) senilai Us$ 90 juta untuk mencapai target di 2014. "Ini hanya untuk memenuhi kebutuhan infrastruktur," kata Edward. Emiten batubara yang dikendalikan keluarga Thohir, PT Adaro Energy Tbk (ADRO) juga bakal lebih ekspansi di tahun ini. Adaro akan berupaya untuk memproduksi batubara sebanyak 54 juta-56 juta ton, tumbuh 3,31%-7,14% dibandignkan realisasi tahun lalu yang tercatat 52,27 juta ton. Dengan target pertumbuhan itu, Adaro pun mesti menyiapkan capex yang lebih besar. Tahun ini, capex Adaro dianggarkan senilai US$ 200 juta-US$ 250 juta, lebih tinggi dari 2013 yang US$ 150 juta-US$ 200 juta. Sebelumnya, PT Bukit Asam (Persero) Tbk (PTBA) juga sudah menyatakan rencana meningkatkan penjualan batubara di tahun ini hingga mencapai 25 juta ton. Target tersebut lebih tinggi 21,36% dari penjualan tahun lalu yang diperkirakan mencapai 20,6 juta ton. Untuk mencapai target itu, PTBA bakal menggelontorkan capex Rp 2,5 triliun-Rp 3 triliun di tahun ini. Angka capex lebih besar dari realisasi tahun lalu yang senilai Rp 2,2 triliun. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Harga jual naik, emiten batubara pacu produksi
JAKARTA. Emiten-emiten sektor batubara mulai bisa berharap untuk memperbaiki kinerja keuangan. Ini didasarkan pada proyeksi harga jual batubara dunia yang kemungkinan bakal membaik di tahun 2014. Andy Wibowo Gunawan, Analis Sucorinvest Central Gani menuturkan, konsumsi di China sebagai importir nomor wahid dunia akan tetap tinggi meski pemerintah di sana menerapkan berbagai kebijakan mengurangi impor batubara. Berkaca pada data historikal sepanjang 2008-2012, China selalu mengalami defisit batubara. Pada periode itu, konsumsi batubara China secara rata-rata naik 8,2% per tahun. Sementara produksi domestik Negeri Tirai Bambu di 2008-2012 hanya naik rata-rata 6,8% per tahun. Di tahun ini, defisit batubara China diperkirakan akan mencapai 40,65 juta ton. Angka ini akan naik menjadi 41,96 juta ton di tahun berikutnya. "Dengan proyeksi harga yang lebih baik, emiten batubara diprediksi akan meningkatkan produksi di tahun ini," kata Andy, Rabu (5/2). Beberapa emiten batubara besar memang berniat meningkatkan produksi maupun penjualan batubara di tahun ini. PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) misalnya menargetkan produksi batubara sebanyak 29,5 juta ton di 2014, naik tipis dari realisasi tahun lalu yang 28,5 juta ton. Edward Manurung, Direktur Keuangan ITMG menyatakan, perusahaan menganggarkan belanja modal atau capital expenditure (capex) senilai Us$ 90 juta untuk mencapai target di 2014. "Ini hanya untuk memenuhi kebutuhan infrastruktur," kata Edward. Emiten batubara yang dikendalikan keluarga Thohir, PT Adaro Energy Tbk (ADRO) juga bakal lebih ekspansi di tahun ini. Adaro akan berupaya untuk memproduksi batubara sebanyak 54 juta-56 juta ton, tumbuh 3,31%-7,14% dibandignkan realisasi tahun lalu yang tercatat 52,27 juta ton. Dengan target pertumbuhan itu, Adaro pun mesti menyiapkan capex yang lebih besar. Tahun ini, capex Adaro dianggarkan senilai US$ 200 juta-US$ 250 juta, lebih tinggi dari 2013 yang US$ 150 juta-US$ 200 juta. Sebelumnya, PT Bukit Asam (Persero) Tbk (PTBA) juga sudah menyatakan rencana meningkatkan penjualan batubara di tahun ini hingga mencapai 25 juta ton. Target tersebut lebih tinggi 21,36% dari penjualan tahun lalu yang diperkirakan mencapai 20,6 juta ton. Untuk mencapai target itu, PTBA bakal menggelontorkan capex Rp 2,5 triliun-Rp 3 triliun di tahun ini. Angka capex lebih besar dari realisasi tahun lalu yang senilai Rp 2,2 triliun. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News