JAKARTA. Kinerja kuartal I-2012 beberapa emiten sektor tambang, suram. Capaian laba dua emiten tambang, yakni PT Berau Coal Energy Tbk (BRAU) dan PT ABM Investama Tbk (ABMM) di kuartal satu lalu, menurun. BRAU misalnya, menderita penurunan laba bersih hingga di atas 100%, yakni menjadi US$ 17,31 juta. Padahal kuartal I-2011 lalu, laba BRAU mencapai US$ 41,67 juta. Rosan P. Roeslani, Presiden Direktur BRAU, menuturkan, penyebab laba terjun bebas adalah penurunan harga jual. Tahun lalu, harga jual rata-rata batubara BRAU US$ 81 per ton. Sedang di kuartal satu lalu, harga jual turun menjadi US$ 79 per ton. Laju penjualan BRAU juga tersendat, hanya naik 8,9% menjadi US$ 368,56 juta. Rosan memperkirakan, tahun ini pendapatan dari penjualan batubara tidak banyak berubah dari tahun lalu. Tahun lalu, penjualannya mencapai US$ 1,65 miliar. "Laba bersih akan sangat tergantung pada harga jual," imbuhnya.
Harga jual tekan laba bersih emiten tambang
JAKARTA. Kinerja kuartal I-2012 beberapa emiten sektor tambang, suram. Capaian laba dua emiten tambang, yakni PT Berau Coal Energy Tbk (BRAU) dan PT ABM Investama Tbk (ABMM) di kuartal satu lalu, menurun. BRAU misalnya, menderita penurunan laba bersih hingga di atas 100%, yakni menjadi US$ 17,31 juta. Padahal kuartal I-2011 lalu, laba BRAU mencapai US$ 41,67 juta. Rosan P. Roeslani, Presiden Direktur BRAU, menuturkan, penyebab laba terjun bebas adalah penurunan harga jual. Tahun lalu, harga jual rata-rata batubara BRAU US$ 81 per ton. Sedang di kuartal satu lalu, harga jual turun menjadi US$ 79 per ton. Laju penjualan BRAU juga tersendat, hanya naik 8,9% menjadi US$ 368,56 juta. Rosan memperkirakan, tahun ini pendapatan dari penjualan batubara tidak banyak berubah dari tahun lalu. Tahun lalu, penjualannya mencapai US$ 1,65 miliar. "Laba bersih akan sangat tergantung pada harga jual," imbuhnya.