JAKARTA. Kinerja keuangan PT Timah Tbk (TINS) menggemuk di semester pertama tahun ini. Manajemen TINS dalam siaran pers hari ini (25/8) menyebutkan, perseroan berhasil mengantongi laba bersih Rp 689 miliar pada paruh pertama 2011, atau naik 114% dibanding periode serupa tahun lalu.Pertumbuhan laba seiring bertambahnya pendapatan perusahaan sebesar 29% menjadi Rp 4,830 triliun di akhir Juni 2011. Laba kotornya juga melonjak 82% menjadi Rp 1,253 triliun pada semester pertama tahun ini. Namun, sejatinya, pertumbuhan pendapatan TINS lebih ditopang kenaikan harga jual timah. Sedangkan, dari sisi produksi dan penjualan logam timah justru turun di semester pertama ini.Selama paruh pertama 2011, produksi logam timah perseroan sejumlah 18.455 metrik ton, turun 5% dari periode serupa tahun lalu yang mencapai 19.501 metrik ton. Volume produksi bijih timah dari tambang lepas pantai berkurang 9% menjadi 8.255 ton di semester pertama 2011. Sedangkan, produksi dari tambang darat naik 11% menjadi 9.446 ton.Adapun, penjualan logam timah di paruh pertama tahun ini sekitar 17.457 metrik ton, atau turun 12% dibandingkan periode yang sama di 2010.Sementara, harga jual rata-rata logam timah di semester pertama 2011 mencapai US$ 29.541 per metrik ton, atau lebih tinggi 69% dibanding periode yang sama tahun lalu.Manajemen TINS menyebut, perseroan berupaya mengurangi ketergantungan dari penambangan darat, dengan meningkatkan kapasitas produksi penambangan lepas pantai. Saat ini, perusahaan sedang membangun kapal keruk jenis Bucket Wheel Dredge (BWD) dengan teknologi yang bisa mengeruk lebih dalam dibanding kapal keruk jenis Bucket Line Dredge (BLD).Perusahaan juga berupaya meningkatkan pendapatan dengan fokus pada penjualan logam premium dan pengembangan produk hilir.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Harga jual timah naik, laba bersih TINS melonjak 114%
JAKARTA. Kinerja keuangan PT Timah Tbk (TINS) menggemuk di semester pertama tahun ini. Manajemen TINS dalam siaran pers hari ini (25/8) menyebutkan, perseroan berhasil mengantongi laba bersih Rp 689 miliar pada paruh pertama 2011, atau naik 114% dibanding periode serupa tahun lalu.Pertumbuhan laba seiring bertambahnya pendapatan perusahaan sebesar 29% menjadi Rp 4,830 triliun di akhir Juni 2011. Laba kotornya juga melonjak 82% menjadi Rp 1,253 triliun pada semester pertama tahun ini. Namun, sejatinya, pertumbuhan pendapatan TINS lebih ditopang kenaikan harga jual timah. Sedangkan, dari sisi produksi dan penjualan logam timah justru turun di semester pertama ini.Selama paruh pertama 2011, produksi logam timah perseroan sejumlah 18.455 metrik ton, turun 5% dari periode serupa tahun lalu yang mencapai 19.501 metrik ton. Volume produksi bijih timah dari tambang lepas pantai berkurang 9% menjadi 8.255 ton di semester pertama 2011. Sedangkan, produksi dari tambang darat naik 11% menjadi 9.446 ton.Adapun, penjualan logam timah di paruh pertama tahun ini sekitar 17.457 metrik ton, atau turun 12% dibandingkan periode yang sama di 2010.Sementara, harga jual rata-rata logam timah di semester pertama 2011 mencapai US$ 29.541 per metrik ton, atau lebih tinggi 69% dibanding periode yang sama tahun lalu.Manajemen TINS menyebut, perseroan berupaya mengurangi ketergantungan dari penambangan darat, dengan meningkatkan kapasitas produksi penambangan lepas pantai. Saat ini, perusahaan sedang membangun kapal keruk jenis Bucket Wheel Dredge (BWD) dengan teknologi yang bisa mengeruk lebih dalam dibanding kapal keruk jenis Bucket Line Dredge (BLD).Perusahaan juga berupaya meningkatkan pendapatan dengan fokus pada penjualan logam premium dan pengembangan produk hilir.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News