Harga karet anjlok, Kemdag usul bentuk tim khusus



JAKARTA. Kementerian Perdagangan (Kemdag) menaruh perhatian serius atas anjloknya harga karet dunia. Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kemendag Partogi Pangaribuan mengungkapkan rencana pembentukan Task Force Karet Nasional  (TFKN). "Pembentukan TFKN merupakan hasil kesepakatan di Bali untuk mengatasi anjloknya harga karet dunia dan antisipasi perdagangan bebas regional dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN," kata Partogi, dalam rilisnya, Sabtu (23/8). Peserta pertemuan menyepakati bahwa TFKN merupakan sinergi bersama antarkementerian dan pelaku usaha perkaretan. Pembentukan  Task Force ini beranggotakan Kemenko Bidang Perekonomian, Kementerian Perdagangan, Kementerian Perindustrian, Kementerian Pertanian, Kementerian Keuangan, Kementerian Dalam Negeri, sektor perbankan, serta pelaku usaha perkaretan nasional, baik sektor hulu maupun hilir. Untuk menstabilkan harga karet dunia, Kemendag terus melakukan diplomasi dalam organisasi-organisasi karet internasional seperti  International Tripartite Rubber Council  (ITRC) dan. International Rubber Consortium  (IRCo), serta mengadakan pembicaraan pada negara-negara produsen utama karet dunia seperti Thailand dan Malaysia. "Kami menjalin kerja sama dengan negara-negara produsen utama karet dunia untuk menjaga keseimbangan supply dan demand karet alam dunia, serta menstabilkan harga karet internasional pada tingkat yang remuneratif bagi petani,"  ujar Partogi. Diharapkan ke depannya, kerja sama internasional tersebut dapat dikembangkan dengan merangkul emerging rubber producing countries di tingkat ASEAN seperti Vietnam, Laos, dan Kamboja melalui rencana pembentukan ASEAN Rubber Committee sebagai salah satu perwujudannyata dari ASEAN Economic Community. Ketua Umum Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (GAPKINDO) Daud Husni Bastari, Daud Husni Bastari, mengaku sedang menghadapi tantangan berat seiring harga karet yang terus menurun hingga di kisaran US$ 1,66 per kilogram (kg). "Selain itu, permintaan dunia pada pasokan karet alam yang berkelanjutan perlu mendapat perhatian khusus dari Pemerintah dan pelaku usaha nasional," tegasnya. Perkebunan karet alam ini menyerap lebih dari 2 juta petani kecil yang sangat berperan penting bagi perekonomian masyarakat banyak.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Hendra Gunawan