JAKARTA. Dua bulan terakhir harga karet turun dari US$ 2,5 per kilogram (kg) menjadi US$ 1,6 per kg. Lantaran penurunan ini, para petani karet mengurangi penyadapan agar harga karet kembali menyentuh US$ 2 per kg. Melemahnya harga karet disebabkan oleh penurunan permintaan dari Amerika Serikat dan Eropa. "Tentu saja, produksi karet juga akan menyusut karena adanya pelemahan daya beli," kata Suharto Honggokusumo, Direktur Eksekutif Gabungan Produsen Karet Indonesia (Gapkindo), Kamis (23/10) Menurut Suharto, ada beberapa produsen karet yang melakukan pemangkasan produksi. Bahkan, ada sebanyak enam perusahaan yang telah memangkas produksi hingga 60%. "Saya tidak bisa sebut nama perusahaannya," tegasnya. Bahkan, menurut Suharto para produsen karet malah tidak mau melakukan kontrak baru. Sebabnya, produsen tidak menginginkan hanya mendapatkan keuntungan tipis. Nah, karena pelemahan ada daya beli maka Gapkindo juga meminta kepada pemerintah untuk menurunkan bea masuk black carbon alias karbon hitam menjadi 5% dari 17%. Dengan begitu, penggunaan karbon hitam untuk campuran karet akan murah sehingga menimbulkan daya saing dengan produk asal luar negeri. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Harga Karet Anjlok, Produsen Pangkas Produksi
JAKARTA. Dua bulan terakhir harga karet turun dari US$ 2,5 per kilogram (kg) menjadi US$ 1,6 per kg. Lantaran penurunan ini, para petani karet mengurangi penyadapan agar harga karet kembali menyentuh US$ 2 per kg. Melemahnya harga karet disebabkan oleh penurunan permintaan dari Amerika Serikat dan Eropa. "Tentu saja, produksi karet juga akan menyusut karena adanya pelemahan daya beli," kata Suharto Honggokusumo, Direktur Eksekutif Gabungan Produsen Karet Indonesia (Gapkindo), Kamis (23/10) Menurut Suharto, ada beberapa produsen karet yang melakukan pemangkasan produksi. Bahkan, ada sebanyak enam perusahaan yang telah memangkas produksi hingga 60%. "Saya tidak bisa sebut nama perusahaannya," tegasnya. Bahkan, menurut Suharto para produsen karet malah tidak mau melakukan kontrak baru. Sebabnya, produsen tidak menginginkan hanya mendapatkan keuntungan tipis. Nah, karena pelemahan ada daya beli maka Gapkindo juga meminta kepada pemerintah untuk menurunkan bea masuk black carbon alias karbon hitam menjadi 5% dari 17%. Dengan begitu, penggunaan karbon hitam untuk campuran karet akan murah sehingga menimbulkan daya saing dengan produk asal luar negeri. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News