JAKARTA. Setelah sempat melonjak tinggi, harga karet kembali turun. Saat ini, harga karet di tingkat petani rata-rata Rp 5.000 hingga Rp 6.000 per kilogram (kg). Padahal pada April 2016, harga karet sempat menyentuh Rp 8.000 per kg di tingkat petani, sebagai dampak pembatasan ekspor karet oleh tiga negara utama produsen yakni Thailand, Indonesia dan Malaysia. Harga karet ditingkat global juga sempat meroket mencapai US$ 1,78 per kg. Namun, sekarang melorot di kisaran US$ 1,5 per kg. Rontoknya harga karet global ini disinyalir sebagai dampak permainan spekulan. Kendati begitu, ketergantungan pada ekspor justru dinilai sebagai penyebab utama anjloknya harga karet. Ketua Asosiasi Petani Karet Indonesia (Apkrindo) Lukman Zakaria mengatakan, seharusnya harga karet tidak jatuh kalau pemerintah meningkatkan penyerapan karet dalam negeri. Namun, yang terjadi justru pemerintah masih mengandalkan ekspor, maka harga karet rentan dipermainkan spekulan global. "Ini permainan para spekulan yang hanya mencari keuntungan saja, dari dulu sudah seperti itu," ujarnya kepada KONTAN, Senin (23/5).
Harga karet jeblok lagi
JAKARTA. Setelah sempat melonjak tinggi, harga karet kembali turun. Saat ini, harga karet di tingkat petani rata-rata Rp 5.000 hingga Rp 6.000 per kilogram (kg). Padahal pada April 2016, harga karet sempat menyentuh Rp 8.000 per kg di tingkat petani, sebagai dampak pembatasan ekspor karet oleh tiga negara utama produsen yakni Thailand, Indonesia dan Malaysia. Harga karet ditingkat global juga sempat meroket mencapai US$ 1,78 per kg. Namun, sekarang melorot di kisaran US$ 1,5 per kg. Rontoknya harga karet global ini disinyalir sebagai dampak permainan spekulan. Kendati begitu, ketergantungan pada ekspor justru dinilai sebagai penyebab utama anjloknya harga karet. Ketua Asosiasi Petani Karet Indonesia (Apkrindo) Lukman Zakaria mengatakan, seharusnya harga karet tidak jatuh kalau pemerintah meningkatkan penyerapan karet dalam negeri. Namun, yang terjadi justru pemerintah masih mengandalkan ekspor, maka harga karet rentan dipermainkan spekulan global. "Ini permainan para spekulan yang hanya mencari keuntungan saja, dari dulu sudah seperti itu," ujarnya kepada KONTAN, Senin (23/5).