JAKARTA. Ketua Umum Pengusaha Karet Indonesia, Asril Sultan Amir mengatakan saat ini harga karet sudah kembali naik. "Para petani itu keliru, kalau mengatakan saat ini harga karet turun," ujar Asril kepada KONTAN, Jumat (18/3). Asril menjelaskan, bahwa minggu lalu, setelah terjadi tsunami di Jepang, harga karet memang turun drastis. "Harga karet setelah tsunami merosot drastis, penurunan ini belum pernah terjadi dalam sejarah," terang Asril. Menurutnya, harga karet per kilogram (kg) sebelum gempa dan tsunami di Jepang berada di atas US$ 5 per kg, namun setelah bencana di Jepang, harganya langsung merosot sebesar US$ 3,8 per kg. Asril memaparkan, tapi sekarang harga karet di sudah kembali normal. Menurutnya rata-rata harga karet sekarang ini sudah mencapai RP 35.000 per kg dan di tingkat petani minimal Rp 14.000 per kg. Harga karet dalam perdagangan internasional memang sudah mulai membaik. Menurut data dari Bloomberg, harga karet di bursa Tokyo Jepang sebesar 408.60 yen per kg, lebih tinggi dari harga Kamis (17/3) 396.90 yen per kg. Sebelumnya, harga karet telah turun 37% dari rekornya 535,7 yen per kg pada 18 Februari 2011 menuju 335 per kg pada 15 Maret 2011, yang menjadi harga terendahnya dalam empat bulan terakhir. Penurunan harga karet sebelumnya terjadi akibat sentimen memburuknya keadaan di Timur Tengah dan melambatnya penjualan mobil di China karena meningkatnya sentimen permintaan yang mulai turun. Meskipun demikian harga karet di tingkat petani masih tergolong rendah. Menurut Yunisa Gea, petani karet asal Sibolga Sumatera Utara, mengatakan dalam beberapa minggu terakhir ini, harga karet di daerahnya terus merosot. Yunisa mencontohkan, pada hari minggu lalu, harga karet merosot dari Rp 17,500 menjadi Rp 8.000. "Kami khawatir kalau harga karet bisa sampai Rp 5.000 per kg," kata Yunisa, Jumat (18/3). Yunisa mengatakan, kalau penurunan harga karet ini berlangsung lama, maka pendapatan mereka pasti akan merosot drastis. Saat ini, sekali seminggu, mereka bisa mendapat uang sebesar Rp 2 juta, namun sekarang tinggal Rp 700.000 - Rp 800.000 per minggu. Situasi ini mengkhawatirkan sekali karena ada sejumlah kebutuhan yang selama ini sudah berjalan lancar bisa jadi macet. Sementara petani di Kecamatan Barong Tongkok Kalimantan Timur juga mengeluhkan hal yang sama. Sekitar satu bulan yang lalu harga karet di sana Rp 17.000 per kg, sekarang berkisar Rp 5.000 - Rp 6.000 per kg. "Sekarang warga kampung kami sudah resah karena penurunan harga ini," ujar Soza.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Harga karet merambat naik, tapi belum menetes pada petani
JAKARTA. Ketua Umum Pengusaha Karet Indonesia, Asril Sultan Amir mengatakan saat ini harga karet sudah kembali naik. "Para petani itu keliru, kalau mengatakan saat ini harga karet turun," ujar Asril kepada KONTAN, Jumat (18/3). Asril menjelaskan, bahwa minggu lalu, setelah terjadi tsunami di Jepang, harga karet memang turun drastis. "Harga karet setelah tsunami merosot drastis, penurunan ini belum pernah terjadi dalam sejarah," terang Asril. Menurutnya, harga karet per kilogram (kg) sebelum gempa dan tsunami di Jepang berada di atas US$ 5 per kg, namun setelah bencana di Jepang, harganya langsung merosot sebesar US$ 3,8 per kg. Asril memaparkan, tapi sekarang harga karet di sudah kembali normal. Menurutnya rata-rata harga karet sekarang ini sudah mencapai RP 35.000 per kg dan di tingkat petani minimal Rp 14.000 per kg. Harga karet dalam perdagangan internasional memang sudah mulai membaik. Menurut data dari Bloomberg, harga karet di bursa Tokyo Jepang sebesar 408.60 yen per kg, lebih tinggi dari harga Kamis (17/3) 396.90 yen per kg. Sebelumnya, harga karet telah turun 37% dari rekornya 535,7 yen per kg pada 18 Februari 2011 menuju 335 per kg pada 15 Maret 2011, yang menjadi harga terendahnya dalam empat bulan terakhir. Penurunan harga karet sebelumnya terjadi akibat sentimen memburuknya keadaan di Timur Tengah dan melambatnya penjualan mobil di China karena meningkatnya sentimen permintaan yang mulai turun. Meskipun demikian harga karet di tingkat petani masih tergolong rendah. Menurut Yunisa Gea, petani karet asal Sibolga Sumatera Utara, mengatakan dalam beberapa minggu terakhir ini, harga karet di daerahnya terus merosot. Yunisa mencontohkan, pada hari minggu lalu, harga karet merosot dari Rp 17,500 menjadi Rp 8.000. "Kami khawatir kalau harga karet bisa sampai Rp 5.000 per kg," kata Yunisa, Jumat (18/3). Yunisa mengatakan, kalau penurunan harga karet ini berlangsung lama, maka pendapatan mereka pasti akan merosot drastis. Saat ini, sekali seminggu, mereka bisa mendapat uang sebesar Rp 2 juta, namun sekarang tinggal Rp 700.000 - Rp 800.000 per minggu. Situasi ini mengkhawatirkan sekali karena ada sejumlah kebutuhan yang selama ini sudah berjalan lancar bisa jadi macet. Sementara petani di Kecamatan Barong Tongkok Kalimantan Timur juga mengeluhkan hal yang sama. Sekitar satu bulan yang lalu harga karet di sana Rp 17.000 per kg, sekarang berkisar Rp 5.000 - Rp 6.000 per kg. "Sekarang warga kampung kami sudah resah karena penurunan harga ini," ujar Soza.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News