Harga kedelai diprediksi akan melandai, ini penyebabnya



KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Ketua Umum Gabungan Koperasi Tempe dan Tahu Indonesia (Gakoptindo) Aip Syarifuddin menyatakan, stok kedelai untuk beberapa bulan kedepan masih aman bahkan hingga dua sampai tiga bulan ke depan karena sudah ada di Indonesia.

Untuk mengantisipasi kekurangan kedelai, Aip mengatakan sudah ada kontrak untuk pembelian kedelai sebagai stok beberapa bulan ke depan bahkan sampai akhir tahun.

Saat ini di Amerika dan Brasil sudah mulai memasuki musim tanam kedelai, Aip memprediksi dua sampai tiga bulan ke depan sudah panen. Hal tersebut akan mengakibatkan tren harga kedelai yang menurun.

Baca Juga: Harga CPO anjlok 5,7% ke RM 3.454 per ton hari ini, simak sentimen yang menyeretnya

“Kemarin-kemarin itu sempat naik dari akhir tahun 2020 sampai Mei, tapi kalau bulan ini dan seterusnya akan mengalami penurunan,” ujar Aip kepada Kontan.co.id, Senin (14/6).

Pada Mei sendiri Berdasarkan Chicago Board of Tarade (CBOT), harga kedelai dunia penyediaan Mei 2021 berada di level US$ 15,42 per bushels. Harganya naik sekitar 8,12% dari penyediaan April yang berada di US$ 14,26 per bushels.

Saat ini harga purchase order importir kedelai merek BOLA mengalami penurunan Rp.100. Namun patokan harga tersebut berbeda-beda di setiap daerah tergantung dari biaya transportasi dan juga administrasi lainnya.

Untuk wilayah DKI Jakarta Rp. 10.000 merek Bola Merah, Jawa Barat Rp. 10.075 merek Bola Merah, Jawa Timur Rp. 9.900 merek Bola Biru, dan Lampung Rp. 10.100 merek Bola Coklat. 

Selanjutnya: Ikappi: Isu sembako kena PPN membuat psikologi pasar terganggu

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli