KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah menjamin ketersediaan kedelai secara nasional tetap aman dengan harga yang wajar dan terjangkau di tengah fluktuasi harga kedelai dunia. Fluktuasi harga ini diharapkan tidak menyurutkan para pengrajin tahu dan tempe untuk terus berproduksi agar masyarakat tetap dapat memenuhi kebutuhan proteinnya dengan baik. Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan Oke Nurwan mengimbau, pelaku usaha tetap tenang. “Fluktuasi harga kedelai dunia disebabkan komoditas kedelai asal Amerika Serikat (AS) yang masih belum memasuki masa panen. Sehingga, berdampak pada naiknya harga kedelai saat ini,” jelas dia dalam rilis yang diterima Kontan.co.id, Kamis (5/8).
Berdasarkan tren harga yang dikutip dari Chicago Board of Trade (CBOT), harga kedelai dunia pada minggu keempat Juli 2021 capai US$ 14,33 per bushels atau setara Rp 8.924/ per kg. Angka ini naik sekitar 5,4% dibanding sebulan sebelumnya yang berada di US$ 13,60 per bushels atau setara Rp 8.526/ per kg. Baca Juga: PPKM diperpanjang, Kementan klaim ketersediaan pangan terkendali Oke menjelaskan, dampak kenaikan harga kedelai dunia baru akan terasa bulan mendatang. Dengan turunnya harga kedelai secara signifikan selama ini, para pengrajin diharapkan masih mendapatkan harga kedelai yang wajar dan terjangkau. Saat ini, secara umum harga kedelai di tingkat pengrajin di kota-kota besar dan sentra produksi utama kedelai tetap terjaga sekitar Rp10.000 per kg.