Harga kedelai naik jauh di atas patokan



JAKARTA. Pemerintah gagal menerapkan tata niaga kedelai. Walau pemerintah sudah memerintahkan Bulog menjaga dan menyalurkan kedelai impor, termasuk mematok harga jual kedelai ke perajin sebesar Rp 7.450 per kilogram (kg), kenyataannya saat ini harga kedelai sudah mencapai Rp 9.000 per kg.

Harga kedelai yang tinggi tentu membuat perajin tahu tempe menjerit. Direktur Induk Koperasi Tahu dan Tempe Indonesia (Inkopti), Aip Syarifuddin mengatakan, kenaikan harga kedelai sebagai imbas anjloknya nilai tukar rupiah. "Senin lalu naik Rp 500, Rabu Rp 150, dan Jumat Rp 200, jadi dalam waktu dekat kenaikan sudah Rp 850- Rp 1.000 per kg," katanya akhir pekan lalu.

Dengan kenaikan tesebut, kini harga kedelai impor bervariasi antara Rp 8.500–Rp 8.700 per kg dari sebelumnya Rp 6.000–Rp 7.000 per kg. Bahkan di Cilacap Jawa tengah, harga kedelai mencapai Rp 9.000 per kg.


Oleh karena itu, Aib meminta pemerintah mengambil kebijakan lain untuk menekan harga kedelai. Misalnya dengan membebaskan bea masuk yang saat ini 5%.

Seperti kita ketahui, pemerintah telah menerbitkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 32 tahun 2013 yang menugaskan Bulog menjaga pasokan dan harga kedelai impor. Menteri Perdagangan juga mengeluarkan peraturan (Permendag) Nomor 26 Tahun 2013 tentang harga pembelian dan penjualan (HPP) kedelai. Dalam aturan itu harga pembelian kedelai petani dipatok Rp 7.000 per kg dan harga jual ke perajin tahu dan tempe Rp 7.450 per kg.

Menurut Aip, kebutuhan kedelai dalam negeri tahun ini naik hingga menjadi 2,7 juta ton, dari tahun lalu yang hanya 2,4 juta ton. Dari jumlah ini, perajin tahu dan tempe membutuhkan pasokan 1,8 juta ton. Adapun dari total kebutuhan kedelai tahun ini, sebanyak 850.000 ton dipasok lokal, sisanya impor.

Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kemdag, Bachrul Chairi menyakinkan bahwa stok kedelai aman. Pemerintah memastikan ada stok kedelai 300.000 ton untuk memenuhi kebutuhan dua bulan ke depan. Oleh karena itu dia meminta perajin tahu tempe tidak panik.

Pasokan 300.000 ton kedelai didapat dari 14 importir. Sebanyak 149.209 ton masih dalam proses impor dan 156.333 ton lainnya dalam pengapalan, sehingga ditargetkan tiba akhir Agustus ini. Pasokan itu untuk menjaga kebutuhan September dan Oktober.

Untuk sampai akhir tahun ini, dalam satu minggu ke depan Kemdag akan merilis surat persetujuan impor (SPI) bagi 19 perusahaan importir kedelai. Selain impor ada potensi panen kedelai lokal sebesar 5.100 ton pada Agustus dan September.

Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri, Srie Agustina menambahkan, harga jual kedelai naik lantaran nilai tukar rupiah melemah terhadap dollar Amerika Serikat. "Jika dihitung nilai tukar rupiah terhadap dollar Rp 11.000, importir masih untung jika menjual kedelai Rp 7.700 per kg, karena harga ditingkat global turun," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie