JAKARTA. Penetapan harga patokan kedelai rupanya tak bergigi. Buktinya, harga kedelai di tingkat importir terus bertengger di harga tinggi, yakni Rp 7.650 hingga Rp 8.200 per kilogram (kg). Padahal, pada Juli, pemerintah sudah menetapkan Harga Patokan Penjualan (HPJ) di tingkat perajin tahu dan tempe sebesar Rp 7.450 per kg. Celakanya, menurut Aip Syarifuddin, Ketua Umum Gabungan Koperasi Produsen Tahu Tempe Indonesia (Gakoptindo), suplai kedelai lokal masih belum mencukupi sehingga mau tak mau para pengrajin tahu tempe harus mengandalkan impor kedelai sebagai sumber bahan baku. Aip mengatakan beberapa anggotanya telah melakukan survei ke lapangan. Namun, mereka kecewa karena hasil panenan kedelai sedikit. "Contoh di Sukabumi, diharapkan ada ratusan ton tetapi hanya terkumpul 67 ton," kata Aip.
Harga kedelai tinggi
JAKARTA. Penetapan harga patokan kedelai rupanya tak bergigi. Buktinya, harga kedelai di tingkat importir terus bertengger di harga tinggi, yakni Rp 7.650 hingga Rp 8.200 per kilogram (kg). Padahal, pada Juli, pemerintah sudah menetapkan Harga Patokan Penjualan (HPJ) di tingkat perajin tahu dan tempe sebesar Rp 7.450 per kg. Celakanya, menurut Aip Syarifuddin, Ketua Umum Gabungan Koperasi Produsen Tahu Tempe Indonesia (Gakoptindo), suplai kedelai lokal masih belum mencukupi sehingga mau tak mau para pengrajin tahu tempe harus mengandalkan impor kedelai sebagai sumber bahan baku. Aip mengatakan beberapa anggotanya telah melakukan survei ke lapangan. Namun, mereka kecewa karena hasil panenan kedelai sedikit. "Contoh di Sukabumi, diharapkan ada ratusan ton tetapi hanya terkumpul 67 ton," kata Aip.