Harga Komoditas Angkat Bisnis Alat Berat HEXA



JAKARTA. Potensi kenaikan harga komoditas pada tahun ini turut mendorong optimisme perusahaan alat berat. PT Hexindo Adiperkasa Tbk (HEXA), misalnya, dalam periode April 2009 hingga Maret 2010, mematok target penjualan alat berat 1.400 unit. Setahun berikutnya, yakni di akhir Maret 2011, HEXA memproyeksikan, penjualan alat berat naik 15%-20% dari Maret 2010. Catatan saja, HEXA memang memakai tahun buku April-Maret.

Periode Januari - Desember 2009, HEXA menjual 1.100 unit alat berat, melorot 31,25% dari penjualan selama 2008 yang sebanyak 1.600 unit. Meski demikian, kinerja HEXA tahun lalu lumayan bagus. Sampai kuartal ketiga yang berakhir 31 Desember 2009, mereka membukukan pendapatan US$ 229,57 juta, naik 13,14% dari periode yang sama 2008.

Laba bersihnya juga tumbuh 21,69% jadi US$ 21,2 juta. "Kinerja HEXA didorong oleh kontribusi penjualan alat berat yang besar dan spare part," kata Sekretaris Perusahaan HEXA, Heri Akhyar, kemarin.


Sepanjang 2010 ini, perusahaan pemasok alat berat merek Hitachi itu menyiapkan belanja modal US$ 3 juta-US$ 4 juta. Dana ini akan dipakai untuk mengganti peralatan dan membuka cabang baru. Belanja modal itu bersumber dari kas HEXA. Duit internal perusahaan ini memang masih besar. Sampai 31 Desember 2009, HEXA memiliki kas dan setara kas US$ 35,8 juta.

Para analis melihat, target penjualan alat berat HEXA hingga tahun depan cukup realistis. Sebab, pertumbuhan ekonomi 2010 akan jauh lebih baik dari tahun lalu.

Itu tercermin dari optimisme perusahaan pertambangan dan perkebunan yang menggenjot belanja modalnya. "Ekspansi perusahaan tambang dan perkebunan mendorong kinerja perusahaan alat berat seperti HEXA," kata Joseph Pangaribuan, analis Samuel Sekuritas Indonesia.

Vice President Valbury Asia Futures Nico Omer Jonckheere meramal, sampai akhir 2010, penjualan alat berat HEXA akan naik 10%-15% dari tahun lalu. "Hal ini seiring maraknya berbagai proyek infrastruktur pemerintah maupun swasta," ungkapnya.Analis Universal Broker Securities Andri Zakarias Siregar menimpali, sampai akhir 2010 HEXA mungkin bisa menjual alat berat 1.910 unit.

Karenanya, dia memperkirakan, kinerja HEXA tahun ini akan lebih kinclong. Hitungannya, HEXA akan mengantongi pendapatan US$ 270 juta. Adapun laba bersihnya US$ 29,6 juta.

Nico Omer juga melihat pendapatan HEXA bisa mencapai US$ 338 juta dan laba bersihnya US$ 35,76 juta. Menurut dia, HEXA memiliki keunggulan karena memiliki produk alat berat berukuran besar. Dari sini, mereka bisa meraih margin tinggi. Apalagi, peminatnya cukup besar. "Banyak perusahaan membutuhkan alat berat seperti itu demi menaikkan produktivitas dan effisiensi biaya," jelasnya.

Tapi Nico melihat harga saham HEXA sudah kemahalan. Dengan target Rp 3.825 per saham, "Saya menyarankan jual saat harganya Rp 4.000 per saham," kata dia.

Andri justru melihat harga saham HEXA masih murah. Price earning ratio (PER) HEXA 14 kali, sementara PER industri 15 kali. "Saya sarankan beli dengan target Rp 4.800 per saham," ujarnya. Kemarin (4/2), harga saham HEXA ditutup naik 1,99% ke Rp 3.850 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Test Test