Harga komoditas energi hingga logam atraktif pekan ini, simak rekomendasi sahamnya



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Memasuki pekan kedua Januari 2020, sejumlah komoditas diperdagangkan dengan harga yang atraktif pekan ini. Salah satunya adalah minyak mentah jenis West Texas Intermediate (WTI).

Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Andy Wibowo Gunawan memperkirakan produksi minyak harian di Amerika Serikat (AS) untuk 8 Januari 2021 akan cenderung stagnan dibandingkan pekan sebelumnya. Sementara itu, input kilang minyak AS untuk 11 Desember diperkirakan akan lebih tinggi dari angka pekan lalu. 

Secara keseluruhan, Mirae Asset Sekuritas memperkirakan harga minyak dunia akan menarik pekan ini.


Lebih lanjut, angka impor batubara (lignit) China pada bulan Desember 2020 diperkirakan bakal lebih tinggi daripada bulan sebelumnya. 

Hal ini akan menimbulkan risiko kenaikan harga batubara global untuk pekan ini. Sebagai catatan, impor batu bara (lignit) China bulan November mencapai 2020 11,8 juta ton, turun 14,3% secara bulanan, dan turun 43,4% secara tahunan.

Estimasi yang lebih tinggi untuk angka impor batubara China (lignit) bulan Desember tahun lalu juga akan membawa sentimen positif bagi harga saham batubara Indonesia pekan ini.

Baca Juga: Optimisme pemulihan ekonomi AS bikin harga komoditas logam mulia meleleh

Mirae Asset juga masih meyakini bahwa ekspor batubara Australia ke China akan mengalami tren penurunan akibat masalah geopolitik antara kedua. Sementara itu, ekspor batubara Indonesia ke China diperkirakan meningkat dalam waktu dekat.

“Dalam pandangan kami, saham PT Medco Energi Tbk (MEDC), PT Elnusa Tbk (ELSA), PT Adaro Energy Tbk (ADRO), PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG), PT Bukit Asam Tbk (PTBA), dan saham lain terkait minyak serta batubara  akan menarik pekan ini,” tulis Andy dalam riset, Selasa (12/1).

Bukan hanya minyak mentah dan batubara, harga  komoditas logam seperti nikel dan timah dunia juga akan menarik pekan ini. Mirae Asset menilai, harga nikel global akan diperdagangkan lebih tinggi karena perkiraan yang lebih tinggi untuk impor bijih besi China bulan Desember.  Selain itu, harga timah juga akan atraktif, mengingat estimasi yang lebih rendah untuk persediaan timah di London Metal Exchanges (LME).

Sementara itu, harga emas global akan diperkirakan bakal kurang menarik pekan ini, mengingat perkiraan membaiknya daya beli AS. Konsensus mencatat bahwa consumers price index (CPI) AS periode Desember menjadi lebih tinggi di angka 1,3% yoy, dari bulan lalu di 1,2% yoy. 

Sementara itu, konsensus memperkirakan klaim pengangguran awal AS untuk 9 Januari akan turun menjadi 785.000 orang, dari pekan sebelumnya di 787.000 orang.

Sehingga, saham PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT Vale Indonesia Tbk (INCO), PT Timah Tbk (TINS), dan saham lainnya yang terkait nikel dan timah lainnya akan menarik pekan ini.

Baca Juga: Simak prospek pergerakan IHSG hari ini menurut analis

Risiko kenaikan juga akan terjadi pada harga minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO). Mirae Asset mencatat produksi CPO Malaysia bulan Desember turun menjadi 1,3 juta ton (turun 10,6% secara bulanan). Dengan demikian, ini akan menjadi risiko kenaikan harga CPO global untuk pekan ini karena Malaysia adalah produsen CPO terbesar kedua di dunia.

Selain itu, data ekspor CPO Malaysia bulan Desember melonjak menjadi 1,6 juta ton, tumbuh 24,7% bulanan, dan naik 16,2% secara tahunan.Dus, saham PT  Astra Agro Lestari Tbk (AALI), PT PP London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP), dan saham terkait CPO lainnya akan menarik pekan ini.

Selanjutnya: Prospek Vale Ikut Mengilap Berkat Kilau Harga Nikel, Simak Rekomendasi Saham INCO

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi