Harga Komoditas Energi Masih Panas Mendekati Akhir Tahun



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga komoditas energi naik di tengah kekhawatiran pasar akan penurunan produksi dan krisis energi. Periode musim dingin pun berpotensi mengerek permintaan komoditas energi untuk pemanas.

Mengutip Bloomberg, Senin (31/10) pukul 16.43 WIB, harga minyak WTI kontrak Desember 2022 turun 0,68% ke US$ 87,30  per barel. Harga minyak acuan Amerika Serikat ini menguat 3,21% dalam sepekan terakhir.

Harga gas alam kontrak Desember pun bahkan menguat 8,29% ke US$ 6,16 per mmbtu. Harga batubara kontrak Desember 2022 di ICE Futures menguat 0,45% ke US$ 375,05 per ton pada Jumat (28/10) lalu. 

Baca Juga: Harga Baru BBM Akan Diumumkan Hari Ini, Cek Harga BBM Pertamina

Analis DC Futures Lukman Leong mengatakan permintaan komoditas energi masih cukup tinggi. Harga minyak masih akan terus didikte oleh OPEC+. Sedangkan harga gas diperkirakan akan kembali meningkat oleh permintaan di Asia terutama di China yang diharapkan akan mulai membuka ekonominya secara penuh tahun depan. 

"Eropa masih akan terus memerlukan pasokan gas dari luar setelah Rusia menghentikan pasokan mereka," kata Lukman, Senin (31/10). 

Lukman menyebut, volatilitas harga komoditas sangat umum. Harga minyak masih akan tetap kuat selagi OPEC+ masih rutin mengontrol produksi. Sedangkan harga gas di Eropa akan kembali naik oleh permintaan yang meningkat di musim dingin.

"Harga batubara saya lihat akan stabil, setelah sempat turun oleh rencana pemerintah China meningkatkan produksi sebesar 300 juta ton," ujar Lukman. 

Baca Juga: BI Prediksi Harga Energi Akan Naik Lagi

Dia memperkirakan, permintaan komoditas energi akan menyamai rekor 2013. Dia memprediksikan konsumsi batubara meningkat 0,7% menjadi 8 miliar ton di 2022 dengan China menurun 3% dan India meningkat 9%.

Lukman memperkirakan harga batubara akan ditutup sekitar US$ 370 per ton hingga US$ 390 per ton pada akhir tahun dan US$ 360 per ton hingga US$ 400 per ton di semester pertama tahun depan. Dia memperkirakan harga minyak WTI akan berada di US$ 85 per barel-US$ 90 per barel di akhir tahun ini dan antara US$ 90 per barel hingga US$ 100 per barel di semester pertama tahun depan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati