Harga Komoditas Energi Menyentuh Level Terendah Tahun 2023, Simak Prospeknya



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga komoditas energi, yaitu minyak mentah, batubara, dan gas alam masih berada dalam tren melemah. Berdasarkan data Bloomberg, harga batubara ICE Newcastle kontrak pengiriman Juli 2023 merosot hingga 53,88% year to date (YtD) menjadi US$ 137,25 per ton per Selasa (13/6).

Disusul harga gas alam yang turun 46,77% YtD menjadi US$ 2,38 per MMBtu per Rabu (14/6). Kemudian, minyak WTI terkoreksi 12,83% YtD menjadi US$ 69,95 per barel, sementara minyak Brent turun 12,76% YtD menjadi US$ 74,95 per barel per perdagangan Rabu (14/6). 

Bahkan, ketiga komoditas energi ini sempat menyentuh level harga terendah sepanjang tahun 2023 pada bulan Juni ini. Harga minyak WTI menyentuh level terendah di US$ 67,12 per barel pada Senin (12/6), sedangkan batubara di US$ 130,85 per ton dan gas alam di US$ 2,15 per MMBtu pada Kamis (1/6). 


Founder Traderindo.com Wahyu Tribowo Laksono mengatakan, penurunan harga komoditas energi pada tahun 2023 disebabkan oleh potensi resesi AS dan perlambatan ekonomi China sehingga melemahkan permintaan energi. Kenaikan suku bunga acuan The Fed yang memacu penguatan dolar AS juga menyebabkan pelemahan mata uang yang berlawanan dengan USD. 

Baca Juga: Harga Komoditas Energi Masih Dalam Tren Turun

Wahyu memprediksi, harga komoditas energi masih cenderung lower consolidation hingga akhir tahun nanti. Kenaikan harga komoditas yang berkelanjutan baru akan terjadi jika The Fed melakukan pivot atau memangkas suku bunga acuannya.

"Hal ini bisa membuat dolar AS melemah dan menjadi sentimen positif global karena memungkinkan terjadinya perbaikan permintaan yang dapat memacu kenaikan harga komoditas tersebut," tutur Wahyu saat dihubungi Kontan.co.id, Rabu (14/6). Namun, peluang bagi The Fed untuk memangkas suku bunga pada tahun ini tidak besar, kemungkinan baru tahun depan.

Wahyu memprediksi, kisaran harga minyak mentah untuk setahun penuh 2023 berada di US$ 60-US$ 85 per barel. Untuk trading jangka pendek atau mingguan, trader bisa sell on strength saat harganya berada di atas US$ 80 dan buy on weakness saat di bawah US$ 70.

Sementara itu, untuk trading jangka menengah atau bulanan, trader dapat sell on strength saat harganya ada di atas US$ 100 per barel. Saat harganya di bawah US$ 50 per barel, maka trader bisa buy on weakness.

Baca Juga: Siap-siap, Kementerian ESDM Salurkan LPG Subsidi Tepat Sasaran Tahun Depan

Untuk batubara, perkiraan rentang harga setahun penuh 2023 ada di US$ 50-US$ 300 per ton. Tahun ini adalah tahun koreksi batubara sehingga trader dapat buy on weakness saat harga di bawah US$ 100 per ton dan sell on strength saat di atas US$ 150 per ton.

Untuk gas alam, kisaran harga setahun penuh 2023 ada di US$ 1,20-US$ 6,00 per MMBtu. Rebound potensial terjadi dekat level rendah, terutama menjelang akhir tahun.

Di akhir tahun, terutama bulan November dan Desember, biasanya terjadi lonjakan drastis harga gas alam. Bisa saja terjadi saat tren rebound energi dan ditambah dorongan spekulatif terhadap gas alam.

Dengan begitu, Wahyu memperkirakan, harga gas alam bisa melonjak ke level US$ 5 per MMBtu bahkan lebih. Saat harganya di dekat atau bawah US$ 2 per MMBtu dapat menjadi peluang buy on weakness, sedangkan saat di atas US$ 5 menjadi peluang sell on strength.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati