KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Memasuki pekan ketiga Januari 2021, sejumlah komoditas diperkirakan bakal diperdagangkan dengan harga yang atraktif, salah satunya adalah komoditas di sektor energi, yakni minyak mentah dan batubara. Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Andy Wibowo Gunawan memperkirakan produksi minyak harian Amerika Serikat (AS) untuk pekan yang berakhir tanggal 15 Januari akan cenderung flat dibandingkan dengan pekan sebelumnya. Sementara itu, input kilang minyak AS untuk 15 Januari diperkirakan lebih tinggi dari angka pekan lalu Secara keseluruhan, Mirae Asset memperkirakan harga minyak dunia akan menarik pekan ini. Mengacu pada data impor batubara (lignit) China bulan Desember yang lebih tinggi, Mirae Asset meyakini harga batubara global kemungkinan akan menguat pekan ini.
Data mencatat bahwa total impor batubara (lignit) China bulan Desember melonjak hingga 39,1 juta ton atau naik 232,3% secara bulanan. Sedangkan total impor batubara (lignit) China pada bulan Desember 2019 hanya 2,8 juta ton. “Kami menduga, hasil yang baik ini karena China saat ini sedang menghadapi musim dingin. Impor batubara (lignit) China yang lebih tinggi pada bulan Desember juga akan membawa sentimen positif bagi harga saham batu bara Indonesia pekan ini,” tulis Andy dalam riset, Selasa (19/1).
Baca Juga: Kinerja Terkerek Kenaikan Harga Batubara, Analis Pasang Rekomendasi Beli Saham ITMG Oleh karena itu, saham PT Medco Energi Tbk (MEDC), PT Elnusa Tbk (ELSA), PT Adaro Energy Tbk (ADRO),PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG), PT Bukit Asam Tbk (PTBA), dan saham terkait minyak sera batubara akan menarik pekan ini. Sementara itu, sejumlah komoditas logam akan diperdagangkan dua arah pekan ini. Mirae Asset memperkirakan persediaan nikel di London Metal Exchange (LME) akan lebih rendah pekan ini. Sebelumnya, persediaan nikel LME untuk 15 Januari sedikit meningkat menjadi 249.306 ton, dari pekan sebelumnya sebesar 249.018 ton. Selain itu, persediaan tembaga di LME juga diperkirakan akan turun pekan ini Hal tersebut akan menimbulkan risiko kenaikan harga nikel global karena harga tembaga dan nikel memiliki korelasi positif yang kuat. Per tanggal 15 Januari, persediaan timah di LME turun menjadi 1.635 ton, dari sebelumnya 1.745 ton. Mirae Asset memperkirakan persediaan timah di LME akan lebih rendah dan ini kemungkinan akan menimbulkan risiko kenaikan harga timah dunia untuk pekan ini. Katalis bagi timah juga datang dari China. Meskipun daya beli China pada Desember 2020 lebih baik daripada angka November, namun
consumers price index (CPI) China periode Desember sebesar 0,2%, di bawah angka CPI pada Desember 2019 yang mencapai 4,5%. Alhasil, harga timah dunia akan diperdagangkan bervariasi mengingat adanya katalis dua arah. Pun demikian dengan komoditas emas yang akan diperdagangkan bervariasi pekan ini. Konsensus memperkirakan angka
housing start AS pada Desember 2020 naik ke angka 1,56 juta unit, dari bulan sebelumnya pada 1,55 juta unit. Konsensus juga memperkirakan klaim pengangguran awal AS untuk periode 16 Januari akan turun menjadi 923.000 orang, dari pekan sebelumnya sebanyak 965.000 orang.
Baca Juga: Saham Kalbe Farma (KLBF) bergerak fluktuatif, simak rekomendasi analis Komoditas lainnya, yakni minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) juga akan menghadapi dua katalis pekan ini. Fenomena La Nina yang moderat tahun ini akan menjadi risiko kenaikan harga CPO global untuk pekan ini. Di sisi lain, survei terbaru yang dilakukan oleh Intertrek Testing Services, menunjukkan ekspor CPO Malaysia 1-15 Januari turun 41,9% menjadi 416.565 ton dibandingkan periode sebelumnya. Secara keseluruhan, harga CPO global akan diperdagangkan secara variatif pekan ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi