Harga Komoditas Logam di London Turun Karena Optimisme Stimulus China Memudar



KONTAN.CO.ID - SINGAPURA. Harga logam dasar London merosot pada hari Selasa (8/10), dengan tembaga mencapai titik terendah dalam lebih dari satu pekan. Optimisme awal atas langkah-langkah stimulus konsumen utama China memudar sementara pengarahan pemerintah terbaru gagal mengangkat sentimen investor.

Harga tembaga pengiriman tiga bulan di London Metal Exchange (LME) turun 1,3% menjadi US$ 9.805 per metrik ton, pada pukul 10.59 WIB. Ini adalah level terendah harga tembaga sejak 26 September.

Kontrak tembaga November yang paling banyak diperdagangkan di Bursa Berjangka Shanghai (SHFE) turun 1,1% pada 77.970 yuan (US$ 11.040,47) per metrik ton.


"Langkah-langkah stimulus China adalah berita baik, tetapi kegembiraannya menurun, sehingga harga logam dasar mengalami kemunduran. Langkah-langkah tersebut mungkin bermanfaat dalam jangka panjang, tetapi tidak akan sepenuhnya mengatasi kelemahan sektor properti," kata analis ANZ Soni Kumari seperti dikutip Reuters.

Baca Juga: Harga Nikel di Shanghai Melonjak ke Level Tertinggi Tiga Bulan Setelah Libur Panjang

Penjualan properti melonjak di beberapa kota di China selama seminggu libur Hari Nasional setelah serangkaian stimulus diluncurkan untuk mendukung pasar. Tetapi analis memperingatkan bahwa masih terlalu dini untuk menyebutnya pemulihan yang solid karena stimulus lebih lanjut mungkin masih diperlukan.

Beberapa traders juga menyebutkan bahwa pasar kecewa dengan besarnya stimulus yang diumumkan dalam konferensi pers yang sangat ditunggu-tunggu.

"China 'sangat yakin' akan mencapai target pembangunan ekonomi dan sosial setahun penuh," kata ketua perencana ekonomi negara Zheng Shanjie. Dia menambahkan bahwa sebagian dari anggaran 2025 akan dikeluarkan tahun ini untuk mendukung proyek-proyek.

Dolar bertahan pada level tertinggi tujuh minggu, membuat komoditas yang dihargakan dalam dolar AS lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.

Harga aluminium LME turun 1,6% menjadi US$ 2.615 per ton, nikel turun 2,1% menjadi US$ 17.670, seng turun 1,4% menjadi US$ 3.129, timah turun 1,8% menjadi US$ 33.280, dan timbal turun hampir 1% menjadi US$ 2.129,5.

Baca Juga: Harga Emas Turun Akibat Penguatan Dolar & Pudarnya Harapan Pemangkasan Bunga Agresif

Kontrak nikel Shanghai naik 2,7% menjadi 134.650 yuan (US$ 19.068,46) per metrik ton, setelah mencapai level tertinggi sejak 9 Juli di 138.800 yuan di awal sesi. Harga didukung oleh gangguan pasokan.

Penambang Brasil Vale menghentikan sementara operasi di pabrik nikel Onca Puma di negara bagian Para setelah angin kencang merusak jaringan transmisi listrik.

Penambang Madagaskar Ambatovy telah menutup jaringan pipa yang memasok bijih dari tambangnya di timur negara itu ke pabrik pemrosesan dan penyulingan karena kerusakan.

Harga aluminium SHFE naik 0,8% menjadi 20.665 yuan per ton, seng menguat 1,4% menjadi 25.430 yuan, timbal turun 0,1% menjadi 16.930 yuan, dan timah naik 1,4% menjadi 267.100 yuan. Pasar China dibuka setelah libur selama seminggu.

Selanjutnya: Mark Dynamics Optimis Cetak Penjualan Lewat Strategi Ini

Menarik Dibaca: Promo Marugame Udon 7-27 Oktober 2024, Paket Bestie 2 Porsi Udon Rp 99.000

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati