Harga Komoditas Melemah, Mitrabara (MBAP) Fokus Diversifikasi Bisnis Non Batubara



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Mitrabara Adiperdana Tbk (MBAP) akan berfokus pada pengembangan anak usaha yang bergerak di sektor non-batubara. Ini menjadi salah satu bagian dari fokus MBAP dalam mengembangkan sumber pertumbuhan baru di tengah pelemahan harga batubara.

Di segmen energi baru terbarukan, MBAP berfokus mengembangkan PT Masdar Mitra Solar Radiance. Pada 2022,  Masdar Mitra Solar Radiance telah melakukan konstruksi pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) di Kawasan Mitsubishi Motors Krama Yudha Indonesia (MMKI).

Direktur MBAP Syadaruddin menargetkan MBAP mampu menggenggam kontrak 30 megawatt peak (MWP) tahun ini. Adapun Masdar Mitra Solar Radiance sudah menandatangani kontrak pembangkit sebesar 1,3 MWP dengan Margamas.


Konstruksi PLTS dengan Margamas ditargetkan rampung pada tahun ini dan tahun depan diharapkan sudah masuk ke tahap energy harvesting.

Baca Juga: Indonesian Tobacco (ITIC) Bidik Pertumbuhan Penjualan 10% pada Tahun ini

“Sampai 2027 diharapkan kami akan mengoperasikan 300 MWp pembangkit,” terang Syadaruddin dalam public expose yang digelar secara virtual, Rabu (24/5).

MBAP juga mengembangkan anak usahanya di bidang produksi wood pallet melalui Malinau Hijau Lestari (MHL). Pada 2023, Malinau Hijau Lestari memulai tahap konstruksi pabrik wood pellet. Pabrik ini diharapkan bisa mencapai tahap commercial operating date (COD) pada 2025 dengan kapasitas 150.000 ton per tahun.

Ke depan, MBAP akan terus mengembangkan area lahan untuk meningkatkan produksi wood pallet.

Melalui Mitradelta Bahari Pratama, MBAP juga membesut bisnis budidaya dan penjualan udang dengan izin wilayah sebesar 150 hektare (ha). Pada 2023, Mitradelta Bahari Pratama memulai konstruksi pembangunan kolam.

Sebanyak 140 kolam budidaya Ditargetkan bisa menuju tahap commercial operating date pada 2024 dengan kapasitas ±3.000 ton per tahun.

Baca Juga: Perintis Triniti (TRIN) Mulai Bangun Tower Kedua di Proyek Collins Boulevard

Keseriusan MBAP dalam mengembangkan anak usaha dibuktikan dengan mayoritas belanja modal alias capital expenditure (capex) yang dialokasikan untuk anak usaha.

Tahun ini, emiten pertambangan batubara ini mengalokasikan belanja modal sebesar US$ 42 juta  yang sebagian besar didanai dari kas internal MBAP. Sebanyak 90% akan dikucurkan untuk rencana pengembangan anak usaha.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi