Harga komoditas membebani aussie



JAKARTA. Mata uang dollar Australia (AUD) masih bergerak lemah. Harga komoditas yang rendah masih membebani kinerja mata uang ini. Selain itu, sejumlah rilis data ekonomi Australia memberikan hasil di bawah ekspektasi pasar.

Berdasarkan data Bloomberg, Senin (12/1) pukul 17.06 WIB, AUD versus JPY menguat tipis 0,09% dari hari sebelumnya menjadi 97,291. Namun, EUR/AUD naik 0,19% menjadi 1,4543. AUD/USD juga terkoreksi 0,54% ke level 0,8160.

Analis PT Central Capital Futures Wahyu Tribowo Laksono menilai, penguatan tipis AUD/JPY sebenarnya tidak bisa dijadikan indikasi pembalikan tren positif pairing ini. Penguatan AUD/JPY sejatinya masih masuk dalam rentang konsolidasi. AUD kemungkinan akan mulai lincah bergerak jika data tenaga kerja Australia, yang akan dirilis Kamis (15/1) mendatang, menunjukkan perbaikan.


"Namun, ekspektasi sejumlah pihak justru data tenaga kerja Aussie akan turun," terang Wahyu.

Di sisi lain, AUD masih tertekan rendahnya harga komoditas yang menjadi andalan ekspor Australia Pada awal tahun ini, belum ada sinyal harga komoditas rebound. Ini membuat pairing AUD/JPY bakal sideways dalam jangka pendek.

Pada pasangan EUR/AUD, Ariston Tjendra, Head of Research and Analyst PT Monex Investindo Futures, menilai, data home loans yang buruk menekan laju AUD. Pasar perumahan Australia November minus 0,7% jauh di bawah prediksi, tumbuh 1,8%. “Anjloknya harga komoditas juga menekan AUD,” ujar Ariston.

Sementara, pada pasangan AUD/USD, menurut Gema Goeryadi, Chief Investment Strategist Astronacci International, penguatan USD didukung oleh beberapa data ekonomi yang membaik, seperti data tenaga kerja Amerika Serikat (AS) yang naik sehingga tingkat pengangguran turun. "AUD/USD dalam kondisi konsolidasi untuk kembali melemah hingga 0,8000 di minggu ini," ungkap Gema.

Namun, ada momentum rebound saat siklus mercury retrograde pada 22 Januari-6 Februari 2015.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie