KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga sejumlah komoditas seperti batubara dan minyak sawit mentah atau
crude palm oil (CPO) mulai melandai pasca menguat secara signifikan. Analis Panin Sekuritas Timothy Wijaya menilai, penyebab turunnya harga batubara kemungkinan lebih kepada faktor koreksi. Sebab, komoditas energi ini sempat mengalami peningkatan harga yang masif. Timothy menilai harga batubara sepanjang tahun 2022 dapat terus bertahan di level US$ 160 per ton, seiring dengan konflik yang terjadi di Ukraina. Tahun lalu, harga batubara berada di kisaran US$ 136,7 per ton.
Meski harga komoditas cenderung melandai, Timothy menilai saham-saham batubara masih menarik. Sebab, jika menggunakan estimasi harga batubara yang cukup konservatif yakni di level US$ 160 per ton, translasi ke laba bersih emiten dinilai sudah cukup tinggi.
Baca Juga: Jelang Bulan Ramadan, Saham Sektor Barang Konsumsi Ini Layak Dicermati “Jadi, penurunan harga batubara dari US$ 400-an ke US$ 300 per ton bukan berita buruk juga, karena level ini sebenarnya masih sangat tinggi jika dibandingkan secara
historical,” terang Timothy kepada Kontan.co.id, Rabu (16/3). Di sektor batubara, Timothy merekomendasikan
buy saham PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) dengan target harga Rp 3.400. Timothy mempertahankan
outlook positif untuk ADRO. Selain didukung oleh solidnya harga batubara,
outlook ADRO juga disokong potensi pengembangan usaha di bidang energi terbarukan serta posisi neraca yang sehat. Namun, wacana pemerintah untuk menaikkan tarif royalti yang secara signifikan dapat menghambat kinerja ADRO di tahun ini. Timothy juga merekomendasikan saham PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) dengan target harga Rp 32.500. Harga batubara yang diproyeksi di level US$ 160 per ton dapat menopang peningkatan harga jual rata-rata atau
average selling price (ASP). Namun, volume produksi dan penjualan yang cenderung datar dibandingkan
peers membuat perkembangan pendapatan di 2022 berpotensi lebih rendah.
Baca Juga: Indo Premier Sekuritas Optimistis Saham GOTO Bakal Diburu Investor, Ini Alasannya Saham PT Bukit Asam Tbk (PTBA) juga direkomendasikan
buy dengan target harga Rp 4.100. Selain ditunjang harga batubara yang solid, prospek PTBA juga disokong potensi pengembangan usaha strategis serta posisi neraca yang sehat. Namun patut dicatat, PTBA memiliki pangsa pasar domestik yang dominan dengan harga batubara acuan (HBA) yang relatif lebih rendah dari harga batubara acuan global. Analis BRIDanareksa Sekuritas Andreas Kenny menilai, tahun ini menjadi tahun yang
bullish untuk sektor perkebunan. Sejumlah katalis bisa menjadi pendorong kenaikan harga CPO, diantaranya yakni rendahnya hasil kedelai di Amerika Selatan, yang menyebabkan lonjakan harga kedelai.
Editor: Tendi Mahadi