Harga komoditas naik, laba bersih Kapuas Prima Coal (ZINC) melonjak 118%



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Kapuas Prima Coal Tbk (ZINC), emiten produsen base metal, mencatatkan kinerja yang positif di semester pertama 2021. Kinerja ZINC didorong oleh tren penguatan harga komoditas yang terus berlanjut.

Melansir laporan keuangan ZINC di semester pertama 2021, penjualan yang ditorehkan sebesar Rp 499,9 miliar. Penjualan Kapuas Prima Coal meningkat 65,9% dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya yaitu sebesar Rp 301,4 miliar.

Laba bersih Kapuas Prima Coal bahkan melesat 118,8% menjadi Rp 89,5 miliar. Pada semester pertama tahun lalu, laba bersih Kapuas Prima Coal tercatat sebesar Rp 40,9 miliar.


“Pencapaian ini tidak lepas dari adanya peningkatan harga komoditas dan peningkatan permintaan untuk komoditas bijih besi, serta logam dasar terutama untuk konsentrat timbal dan seng dari berbagai negara," kata Evelyne Kioe, Direktur ZINC dalam siaran pers, Sabtu (28/8). 

Baca Juga: Harga komoditas positif, penjualan Kapuas Prima Coal (ZINC) melonjak pada semester I

Selain itu, lanjut Evelyne, pencapaian ini juga didukung dari hasil peningkatan kapasitas dan kualitas produksi yang terus dilakukan oleh ZINC untuk mencapai target kinerja. Hingga Juni 2021, kontribusi terbesar penjualan ZINC berasal dari konsentrat seng yaitu mencapai Rp 230,4 miliar, meningkat 57,7% dari periode yang sama di tahun 2020 sebesar Rp 146,0 miliar. 

Kemudian disusul oleh penjualan komoditas perak yang tercatat sebesar Rp 92,5 miliar, dan konsentrat timbal sebesar Rp 85,9 miliar. Selama semester pertama 2021, ZINC memperoleh tambahan penjualan dari konsentrat besi sebesar Rp 68,4 miliar. Sedangkan penjualan komoditas bijih besi tercatat meningkat 205,8% menjadi Rp 22,6 miliar.

ZINC menetapkan target penjualan untuk akhir tahun 2021 bisa mencapai Rp 1,2 triliun hingga  Rp 1,5 triliun. Seiring dengan upaya meningkatkan produksi, ZINC juga terus menambah jumlah alat berat serta mengembangkan infrastruktur untuk penambangan bawah tanah.

Baca Juga: ZINC Mengerek Kapasitas Produksi 20%-30%

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati