Harga Komoditas Naik, Merdeka Copper Gold (MDKA) Genjot Kinerja Operasional



KONTAN.CO.ID-JAKARTA. PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) membidik peningkatan kinerja operasional pada tahun 2024. Hal tersebut seiring tren peningkatan harga komoditas. 

General Manager Communications MDKA Tom Malik  mengatakan, Proyek Tambang Emas Tujuh Bukit menargetkan produksi di kisaran 100.000 hingga 120.000 ons troi. Sementara itu, produksi Tambang Tembaga Wetar ditargetkan sebesar 14.000 hingga 16.000 ton. 

"Kenaikan harga komoditas logam seperti tembaga, emas dan nikel karena berbagai kejadian global tentunya akan berpengaruh positif terhadap kinerja Grup Merdeka. Sebagai perusahaan tambang, kami adalah price taker karena harga komiditi logam tergantung supply-demand global," kata Tom kepada Kontan, Rabu (3/7). 


Tom menjelaskan, harga emas saat ini berada di level US$ 2.300 per ons troi dan diprediksi akan mengalami peningkatan pada tahun ini. Sementara itu, harga tembaga yang kini sebesar US$ 9.400 per ons troi juga diprediksi mengalami peningkatan. 

Optimisme pertumbuhan kinerja operasional khususnya sektor tembaga ditopang juga oleh  sumber penghasilan baru yaitu bijih Pirit yang dikirim ke Proyek AIM (Acid Iron Metal) milik PT Merdeka Tsingsan Indonesia yang merupakan anak perusahaan PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA) di Morowali.

Baca Juga: Memasuki Semester II-2024 Bisnis Emiten Tambang Emas Berkilau

"Grup Merdeka secara terus menerus melakukan optimalisasi penambangan serta efisiensi biaya produksi untuk meningkatkan margin," jelas Tom. 

Sementara itu, pengembangan Proyek Emas Pani disebut berjalan lancar dengan target produksi di akhir 2025. Sejauh ini, MDKA telah menggelontorkan investasi lebih dari US$ 114 juta sejak 2022. MDKA menargetkan tambahan investasi sebesar US$ 200 juta untuk tingkat produksi fase 1.

Tom melanjutkan, ?pengembangan Proyek Tembaga Tujuh Bukit yang merupakan tambang bawah tanah di bawah Tambang Emas Tujuh Bukit juga berjalan lancar. 

Total investasi yang telah dikucurkan MDKA mencapai US$ 185 juta sejak awal pengembangan pada 2018 silam.

"Saat ini sedang melakukan berbagai studi dan eksplorasi untuk mendefinisikan kandungan mineral serta optimalisasi nilai project dengan target produksi di akhir 2026," lanjut Tom. 

Sepanjang kuartal I 2024, MDKA membukukan pendapatan sebesar US$ 541,05 juta atau tumbuh 152,57% year on year (YoY) dibandingkan kuartal I 2023 yang sebesar US$ 214,21 juta. 

 
MDKA Chart by TradingView

Sementara itu, dari sisi bottom line, MDKA mencatatkan rugi bersih sebesar US$ 15,22 juta pada kuartal I 2024. Sebelumnya, pada kuartal I 2023 MDKA mampu mencatatkan laba bersih sebesar US$ 3,11 juta. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari