KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT United Tractors Tbk (
UNTR) memperkirakan belanja modal tahun depan bisa lebih tebal ketimbang anggaran pada 2021. Sara K. Loebis, Sekretaris Perusahaan PT United Tractors Tbk menjelaskan, jika harga komoditas masih berada dalam tren positif, maka tak menutup kemungkinan belanja modal UNTR pada 2022 akan lebih besar dari tahun ini. "Sebagian besar capex tahun depan akan digunakan untuk penggantian alat berat yang sudah usang," terangnya, Jumat (15/10).
Sayangnya, Sara belum bisa membeberkan lebih detail terkait rencana belanja modal tersebut. Menurutnya, perhitungan besaran belanja modal tahun depan saat ini masih dalam proses review. Sebagai informasi, UNTR menganggarkan capex US$ 290 juta untuk 2021, nilai tersebut lebih tinggi dari capex UNTR tahun lalu yang hanya US$ 190 juta.
Sementara itu, induk usahanya PT Astra International Tbk (ASII) menganggarkan belanja modal Rp 11-Rp 12 triliun pada 2021 atau 50% lebih tinggi dibandingkan pencapaian belanja modal pada tahun 2020.
Baca Juga: Tersulut harga batubara, ini saham pertambangan yang memanas sejak awal tahun Head of Investor Relations Astra International Tira Ardianti menuturkan, belanja modal ASII hingga Juni 2021 mencapai Rp 3,7 triliun, yang sebagian besar ditujukan untuk pergantian alat berat PT Pamapersada Nusantara (Pama) anak usaha grup United Tractors. Tira juga belum dapat menyebutkan angka belanja modal ASII untuk tahun depan. Astra baru akan mengumumkan rencana belanja modal pada awal tahun 2022 mendatang.
Lebih lanjut ia menjelaskan, besar kecilnya rencana belanja modal melihat berbagai faktor, termasuk kondisi ekonomi di Indonesia.Yang jelas, sebagian besar belanja modal Astra digunakan untuk pergantian alat berat di grup UT. "Selain itu, Astra juga senantiasa mengeksplorasi kesempatan-kesempatan bisnis yang ada, termasuk green investment dan investasi di new economy," tambah Tira. Ke depannya, ia berharap kondisi penanganan pandemi di dalam negeri akan terus membaik, program vaksin segera mencapai target herd immunity yang diinginkan, sehingga pemulihan ekonomi dapat terus berlangsung dan memberikan efek positif untuk kinerja
ASII.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi