Harga komoditi berguguran akibat indikasi penurunan permintaan dari Jepang



CHICAGO. Harga kontrak jagung dan kedelai terperosok ke titik maksimum yang diperbolehkan di Chicago Board of Trade. Sementara itu, harga kontrak gandum pun terjatuh menuju harga terendahnya dalam tujuh bulan terakhir akibat kekhawatiran gempa bumi dan krisis nuklir di Jepang akan menurunkan permintaan komoditi ini. "Naiknya level radiasi nuklir Jepang membuat orang melakukan posisi jual di saham dan komoditi dan lebih memilih untuk memegang uang tunai untuk menumpuk aset," kata Alan Brugler Presiden Brugler Marketing & Management LLC di Omaha, Nebraska. Harga kontrak jagung untuk pengiriman Mei 2011 turun 30 sen atau 4,5% dan ditutup di posisi US$ 6,36 per bushel pada pukul 13:15 waktu setempat. Harga ini merupakan yang terendah sejak 20 Januari 2011. Sementara, harga kedelai untuk pengiriman Maret 2011 juga turun 70 sen atau 5,2% dan ditutup di angka US$ 12,70 per bushel. Harga ini merupakan yang terendah sejak 13 Desember 2010. Dan harga kontrak gandum untuk pengiriman Mei 2011 juga ikut terjungkal 53 sen atau 7,4% dan ditutup di harga US$ 6,6775 per bushel di Chicago dan menjadi harga terendah sejak 6 Agustus 2010. Penurunan permintaan komoditi pangan dari Jepang memang sudah kentara. Ekspor ke Kashima dan pelabuhan lainnya di Jepang telah terhenti karena gempa dan tsunami yang meluluhlantakkan Jepang. Namun, pemerintah Jepang rencananya hari ini bakal membeli sekitar 32.381 metrik ton gandum pada tender 17 Maret 2011. Jumlah tender gandum ini 76% lebih rendah dari pembelian gandum dari Jepang minggu lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Rizki Caturini