Harga komponen bahan baku naik, Sharp kaji kenaikan harga jual produk



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Sharp Electronics Indonesia (SEID) akui sedang mengkaji penyesuaian harga sejumlah produknya akibat kenaikan harga sejumlah komponen bahan baku. 

Senior General Manager National Sales Sharp Electronics Indonesia, Andri Adi Utomo menjelaskan saat ini sejumlah produk elektronik yang Sharp produksi di Indonesia meliputi LED TV, lemari es dan mesin cuci. Ketiga produk ini memiliki  tingkat kandungan impor di kisaran 40% sampai 60% tergantung produknya. 

Andri mengungkapkan saat ini terjadi kenaikan harga material bahan baku seperti besi, tembaga, dan plastik karena tingginya permintaan di China yang berujung pada kelangkaan. Saat ini komponen bahan baku elektronik Sharp Indonesia masih dipasok sebagian dari China, Thailand, dan negara lainnya.


Baca Juga: Ini tantangan dan peluang bisnis industri elektronik di awal tahun 2021

"Kenaikan harga material ini sudah dirasakan di awal Februari. Tetapi kami masih bisa tahan sampai Maret," jelas Andri kepada Kontan.co.id, Kamis (18/3). 

Andri mengungkapkan komponen LED panel mengalami kenaikan luar biasa, bahkan hingga 40% sampai 50%. Komponen lainnya untuk bahan baku lemari es, mesin cuci, dan AC naik bervariasi mulai dari 5% sampai 10%, begitu juga dengan komponen untuk barang small kitchen

Andri menegaskan kenaikan bahan baku akan berdampak juga terhadap harga jual. Saat ini Sharp Indonesia belum bisa memastikan berapa besar penyesuaiannya karena sedang mengevaluasi dan menimbang efisiensi di sisi selain bahan baku. 

"Gambarannya kenaikan harga jual akan bervariasi mengikuti kondisi pasar dan demand serta kompetitor. Pastinya kami akan menaikkan secara bertahap, kemungkinan di bulan April mendatang," kata Andry. 

Baca Juga: Industri elektronik dihadapkan sejumlah tantangan pada awal tahun ini

Menurut hitung-hitungan Andry, prediksi penyesuaian harga jual akibat kondisi yang terjadi saat ini yakni produk TV LED harganya bisa naik 10% sampai 15% dan produk home appliances sekitar 5% sampai 7%. 

Selanjutnya: Kemendag masih inventarisir masalah dalam mengatur predatory pricing e-commerce

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi