JAKARTA. Hingga September 2010, harga kopi robusta di pasar domestik meningkat; padahal harga kopi di pasar global justru menunjukkan tren penurunan. Menurut data yang dilansir Kementerian Pertanian, harga kopi di Kabupaten Kolaka, Sulawesi Selatan pada minggu pertama September sebesar Rp 11.000 per kg, lantas naik menjadi Rp 12.000 per kg pada minggu kedua, dan melonjak menjadi Rp 12.500 per kg pada minggu keempat. Seiring dengan panenan kopi di Vietnam yang diperkirakan mencapai 20 juta karung, harga kopi robusta di pasar global justru melorot. Andrea Thompson, analis dan peneliti CoffeNetwork di Belfeast, Irlandia Utara. “Ini adalah tahun ketiga secara berturut-turut kopi Robusta dunia surplus,” kata Thompson, seperti dikutip dari Bloomberg. Namun, Ketua Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia (AEKI) Lampung Suherman Harsono menjelaskan, estimasi panen di Vietnam belum mempengaruhi harga kopi di pasar global. Menurutnya, meski Vietnam mulai panen di bulan Oktober, tapi panen besar baru terjadi di bulan November. "Kalaupun harga dunia turun, itu karena spekulasi harga," terang Suherman. Suherman justru mengkhawatirkan harga kopi global yang anjlok karena dipicu besarnya panenan kopi Brasil. Suherman menghitung, harga kopi di Lampung yang tadinya terus mengalami kenaikan, tiba-tiba anjlok Rp 750 per kg dari Rp 14.250 per kg menjadi Rp 13.500 per kg. “Brazil itu termasuk penghasil robusta terbesar, kalau panennya berhasil harga dunia juga akan terpengaruh,” katanya.Toh, Suherman tetap optimis harga kopi tidak akan turun terlalu jauh. Pasalnya, meski panenan kopi terus meningkat, namun konsumsi kopi global juga melonjak. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Harga kopi di pasar domestik terus meningkat
JAKARTA. Hingga September 2010, harga kopi robusta di pasar domestik meningkat; padahal harga kopi di pasar global justru menunjukkan tren penurunan. Menurut data yang dilansir Kementerian Pertanian, harga kopi di Kabupaten Kolaka, Sulawesi Selatan pada minggu pertama September sebesar Rp 11.000 per kg, lantas naik menjadi Rp 12.000 per kg pada minggu kedua, dan melonjak menjadi Rp 12.500 per kg pada minggu keempat. Seiring dengan panenan kopi di Vietnam yang diperkirakan mencapai 20 juta karung, harga kopi robusta di pasar global justru melorot. Andrea Thompson, analis dan peneliti CoffeNetwork di Belfeast, Irlandia Utara. “Ini adalah tahun ketiga secara berturut-turut kopi Robusta dunia surplus,” kata Thompson, seperti dikutip dari Bloomberg. Namun, Ketua Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia (AEKI) Lampung Suherman Harsono menjelaskan, estimasi panen di Vietnam belum mempengaruhi harga kopi di pasar global. Menurutnya, meski Vietnam mulai panen di bulan Oktober, tapi panen besar baru terjadi di bulan November. "Kalaupun harga dunia turun, itu karena spekulasi harga," terang Suherman. Suherman justru mengkhawatirkan harga kopi global yang anjlok karena dipicu besarnya panenan kopi Brasil. Suherman menghitung, harga kopi di Lampung yang tadinya terus mengalami kenaikan, tiba-tiba anjlok Rp 750 per kg dari Rp 14.250 per kg menjadi Rp 13.500 per kg. “Brazil itu termasuk penghasil robusta terbesar, kalau panennya berhasil harga dunia juga akan terpengaruh,” katanya.Toh, Suherman tetap optimis harga kopi tidak akan turun terlalu jauh. Pasalnya, meski panenan kopi terus meningkat, namun konsumsi kopi global juga melonjak. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News