BANDUNG. Salah seorang pembudidaya luwak bernama Sugeng Pujiono asal Lembang, Bandung, Jawa Barat menuturkan telah empat tahun membudidayakan luwak dan menghasilkan kopi luwak. Pemilik Kopi Luwak Cikole ini mengatakan produksi kopi luwak memang sangat terbatas karena mahalnya biaya pemeliharaan luwak dan sedikitnya hasil yang dikeluarkan luwak dari kotorannya. Saat ini, Sugeng memiliki 110 ekor luwak di kandang miliknya. Dari jumlah tersebut, luwak hanya bisa menghasilkan sebanyak 50 kg biji kopi per bulannya. "Jumlah hasil kopinya memang tidak banyak karena kami juga memperhatikan prinsip kesejahteraan hewan," ujar Sugeng saat dikunjungi di Lembang pekan lalu. Sugeng menjelaskan, sebelum Kementerian Pertanian (Kemtan) akhirnya mengeluarkan peraturan menteri pertanian (Mentan) No.37 tahun 2015 tentang cara produksi kopi luwak dengan memperhatikan prinsip-prinsip animal welfare (kesejahteraan hewan) ia telah lebih dahulu menerapkannya.
Harga kopi luwak dibanderol sampai Rp 3 juta kg
BANDUNG. Salah seorang pembudidaya luwak bernama Sugeng Pujiono asal Lembang, Bandung, Jawa Barat menuturkan telah empat tahun membudidayakan luwak dan menghasilkan kopi luwak. Pemilik Kopi Luwak Cikole ini mengatakan produksi kopi luwak memang sangat terbatas karena mahalnya biaya pemeliharaan luwak dan sedikitnya hasil yang dikeluarkan luwak dari kotorannya. Saat ini, Sugeng memiliki 110 ekor luwak di kandang miliknya. Dari jumlah tersebut, luwak hanya bisa menghasilkan sebanyak 50 kg biji kopi per bulannya. "Jumlah hasil kopinya memang tidak banyak karena kami juga memperhatikan prinsip kesejahteraan hewan," ujar Sugeng saat dikunjungi di Lembang pekan lalu. Sugeng menjelaskan, sebelum Kementerian Pertanian (Kemtan) akhirnya mengeluarkan peraturan menteri pertanian (Mentan) No.37 tahun 2015 tentang cara produksi kopi luwak dengan memperhatikan prinsip-prinsip animal welfare (kesejahteraan hewan) ia telah lebih dahulu menerapkannya.