JAKARTA. Sepanjang triwulan pertama 2010, harga kopi andalan Indonesia yaitu robusta terus melandai. Penyebabnya adalah harga kopi robusta Vietnam di pasar Interansional turun sehingga turut menyeret turun harga di bursa London. Harga kopi robusta asal Lampung yang selama ini menjadi sentra kopi robusta, terus turun mulai dari awal tahun hingga Maret lalu. Jika Pada Januari harga rata-rata mencapai Rp 16.562 per kilogram (kg), di Februari harganya turun ke Rp 16.365 per kg. Di bulan Maret, penurunan berlanjut ke Rp 16.187 per kg.Sekretaris Jenderal Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia (AEKI) Rachim Kartabrata bilang, salah satu penyebab penurunan itu adalah karena Vietnam kurang pintar mengelola harga kopinya. "Mereka terlalu mudah menjual kopinya ke para spekulan asing yang bebas beraksi di Ho Chi Minh atau Saigon," katanya, Minggu (4/4). Menurut Rachim, BUMN Vietnam, pemilik mayoritas lahan kopi, seringkali menjual kopi dengan harga murah dengan alasan kepepet dana karena harus membayar petani.Akibatnya, lanjut Rachim, harga kopi robusta di pasar internasional ikut turun dan otomatis, sebagai penghasil robusta terbesar, harga robusta asal Indonesia di bursa London ikut anjlok. Untuk pengiriman Mei 2010, harga robusta di Bursa London turun US$ 35 menjadi US$ 1.249 per ton.Kondisi ini berimbas ke harga di dalam negeri. Menurut catatan Rachim, harga kopi robusta Vietnam dijual hampir setengah dari robusta Lampung. Jadi, kalau robusta Lampung di sekitar Rp 16.000 per kg, robusta Vietnam bisa hanya sekitar Rp 8.000 per kg. "Kita berharap ada forum komunikasi antara Indonesia dan Vietnam untuk membahas harga kopi," paparnya.Jika tidak ada tindakan, Vietnam akan selalu menjadi bulan-bulanan para spekulan sehingga selalu menjual dengan harga murah. Ini jelas mengancam harga dan volume ekspor Indonesia. Sebagai catatan, 85% ekspor kopi Indonesia merupakan kopi robusta dari Lampung yang produksinya sekitar 140.000 ton per tahun. Sekitar 15% sisanya adalah kopi jenis Arabika.Amailia Putri H.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Harga Kopi Vietnam Pukul Kopi Indonesia
JAKARTA. Sepanjang triwulan pertama 2010, harga kopi andalan Indonesia yaitu robusta terus melandai. Penyebabnya adalah harga kopi robusta Vietnam di pasar Interansional turun sehingga turut menyeret turun harga di bursa London. Harga kopi robusta asal Lampung yang selama ini menjadi sentra kopi robusta, terus turun mulai dari awal tahun hingga Maret lalu. Jika Pada Januari harga rata-rata mencapai Rp 16.562 per kilogram (kg), di Februari harganya turun ke Rp 16.365 per kg. Di bulan Maret, penurunan berlanjut ke Rp 16.187 per kg.Sekretaris Jenderal Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia (AEKI) Rachim Kartabrata bilang, salah satu penyebab penurunan itu adalah karena Vietnam kurang pintar mengelola harga kopinya. "Mereka terlalu mudah menjual kopinya ke para spekulan asing yang bebas beraksi di Ho Chi Minh atau Saigon," katanya, Minggu (4/4). Menurut Rachim, BUMN Vietnam, pemilik mayoritas lahan kopi, seringkali menjual kopi dengan harga murah dengan alasan kepepet dana karena harus membayar petani.Akibatnya, lanjut Rachim, harga kopi robusta di pasar internasional ikut turun dan otomatis, sebagai penghasil robusta terbesar, harga robusta asal Indonesia di bursa London ikut anjlok. Untuk pengiriman Mei 2010, harga robusta di Bursa London turun US$ 35 menjadi US$ 1.249 per ton.Kondisi ini berimbas ke harga di dalam negeri. Menurut catatan Rachim, harga kopi robusta Vietnam dijual hampir setengah dari robusta Lampung. Jadi, kalau robusta Lampung di sekitar Rp 16.000 per kg, robusta Vietnam bisa hanya sekitar Rp 8.000 per kg. "Kita berharap ada forum komunikasi antara Indonesia dan Vietnam untuk membahas harga kopi," paparnya.Jika tidak ada tindakan, Vietnam akan selalu menjadi bulan-bulanan para spekulan sehingga selalu menjual dengan harga murah. Ini jelas mengancam harga dan volume ekspor Indonesia. Sebagai catatan, 85% ekspor kopi Indonesia merupakan kopi robusta dari Lampung yang produksinya sekitar 140.000 ton per tahun. Sekitar 15% sisanya adalah kopi jenis Arabika.Amailia Putri H.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News