Harga kopra masih tertatih mengekor kenaikan harga minyak kelapa



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penurunan ekspor kopra makin menyurutkan keuntungan petani dalam negeri. Padahal, tingkat harga internasional pun sudah merosot sampai 30%.

“Karena Thailand tidak impor kelapa, ini salah satu yang membuat harga kopra jatuh. Selain itu, harga kelapa secara global turun sekitar 30%,” kata Ketua Umum Dewan Kelapa Indonesia Irawadi Jamaran kepada KONTAN, Sabtu (24/11).

Saat ini, harga kelapa rata-rata di tingkat petani adalah Rp 1.000 an per kilogram (kg) sedangkan di tingkat pabrik adalah Rp 2.000 an per kg. Dalam membuat kopra dibutuhkan 4 kg hinga 5 kg kelapa untuk mendapatkan 1 kg kopra. Namun, untuk harga kopra tidaklah dikalikan dengan harga per kg kelapa, namun jatuh di bawahnya.


“Kalau harga kelapa Rp 1.000, harusnya kan harga kopra Rp 4.000 atau Rp 5.000 per kg nya. Tapi kenyataannya harganya tidak dikalikan 4 kg - 5 kg kelapa, jadi sebenarnya membuat kopra itu rugi,” ujar Irawadi.

Menurut Wakil Ketua Umum Himpunan Industri Pengolahan Kelapa Indonesia (HIPKI), Amrizal Idroes, di pasar global minyak kelapa atau crude coconut oil (CNO) memiliki substitusi berupa PKO (Palm Kernel Oil). Kenaikan permintaan PKO saat ini ikut mendongkrak harga CNO. 

“Harga CNO yang naik itu seharusnya membawa kenaikan juga pada harga kopra. Kenaikan harga CNO Rp 300 kg. Tapi biasanya tidak langsung ada jeda sekitar tiga-empat hari," kata Amrizal.

Sayangnya, saat ini pendataan terkait produksi dan impor kelapa masih sulit dilakukan akibat kurangnya integrasi baik di daerah-daerah dan pelabuhan-pelabuhan kecil. Hal inilah yang menyulitkan pemerintah memitigasi keputusan pemerintah untuk membuat kebijakan terkait dengan kelapa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia