JAKARTA. Laju kenaikan harga lada yang sudah berlangsung sejak pertengahan tahun lalu belum juga ada tanda-tanda akan berhenti. Bahkan, harga komoditi tersebut kembali mencetak rekor barunya. Harga lada di pasar spot National Commodity and Derivative Exchange (NCDEX) India pada Senin (16/5) sudah mencapai level INR (rupee India) 29.287,50 per kuintal. Akhir pekan lalu, harga lada sudah memecahkan rekor baru INR 29.628,55 per kuintal. Laju kenaikan harga lada ini memang sangat cepat. Di awal tahun ini, harga lada di pasar spot masih berada di level INR 22.192,85 per kuintal. Artinya, dalam waktu kurang dari lima bulan, harga lada sudah melesat sekitar 32%. Ketua International Papper Community (IPC) Gusmardi Bustami mengatakan, pemicu utama melonjaknya harga lada dunia adalah anjloknya produksi lada dunia. Bustami memperkirakan, tahun ini produksi lada dunia kemungkinan turun antara 20% hingga 30% gara-gara musim hujan yang berkepanjangan. "Penurunan produksi ini terlihat di hampir seluruh negara produsen lada," ujarnya kepada KONTAN, Senin (16/5). Alhasil, pasokan lada dunia turun cukup drastis.
Harga lada kembali mencetak rekor
JAKARTA. Laju kenaikan harga lada yang sudah berlangsung sejak pertengahan tahun lalu belum juga ada tanda-tanda akan berhenti. Bahkan, harga komoditi tersebut kembali mencetak rekor barunya. Harga lada di pasar spot National Commodity and Derivative Exchange (NCDEX) India pada Senin (16/5) sudah mencapai level INR (rupee India) 29.287,50 per kuintal. Akhir pekan lalu, harga lada sudah memecahkan rekor baru INR 29.628,55 per kuintal. Laju kenaikan harga lada ini memang sangat cepat. Di awal tahun ini, harga lada di pasar spot masih berada di level INR 22.192,85 per kuintal. Artinya, dalam waktu kurang dari lima bulan, harga lada sudah melesat sekitar 32%. Ketua International Papper Community (IPC) Gusmardi Bustami mengatakan, pemicu utama melonjaknya harga lada dunia adalah anjloknya produksi lada dunia. Bustami memperkirakan, tahun ini produksi lada dunia kemungkinan turun antara 20% hingga 30% gara-gara musim hujan yang berkepanjangan. "Penurunan produksi ini terlihat di hampir seluruh negara produsen lada," ujarnya kepada KONTAN, Senin (16/5). Alhasil, pasokan lada dunia turun cukup drastis.