JAKARTA. Harga lada terus meningkat cukup signifikan sejak awal bulan ini. Pada tanggal 1 Juli 2010 lalu, harga lada masih berada di level Rp 43.000 per kg dan sejak akhir pekan lalu harga lada tetap di level Rp 48.500 per kg. Harga Lada rata-rata mingguan pada minggu lalu juga merupakan yang paling tinggi sepanjang tahun ini, yaitu Rp 46.700 per kg. Level Rp 40.000-an ini sudah tidak turun lagi sejak akhir Maret 2010 silam. Lada putih merupakan komoditas utama Bangka dan Belitung yang terkenal ke seluruh dunia. Pelabuhan Muntok di Bangka sebagai pintu ekspor akhirnya dikenal sebagai merek lada putih berkualitas, yaitu Muntok White Pepper.Di Bengkulu, harga lada hitam bertahan Rp 25.000 setelah sebelumnya naik Rp 1.000 per kilogram, sedangkan harga di sentra produksi Kepahiang juga bertahan Rp 26.000 per kilogram. Bertahannya harga lada hitam itu, karena permintaan dari pedagang besar pekan ini berimbang dan persediaan dari petani masih seperti biasa. Lada hitam di Bengkulu diperoleh dari beberapa sentra produksi, antara lain di Kabupaten Kepahiang, Bengkulu Selatan, dan Kabupaten Kaur, dan permintaan paling tinggi dari pedagang besar dari Medan dan Sumbar.Sementara harga lada putih itu bertahan Rp 52.500 per kilogram dan sampai sekarang masih didatangkan dari Provinsi Bangka Belitung melalui daerah Sumsel, kemudian pedagang daerah itu memasarkan ke pedagang besar di Bengkulu. Areal perkebunan lada mencapai 10.254 hektar dengan produksi 4.110,54 ton per tahun, yang tersebar di beberapa kabupaten, antara lain Kabupaten Bengkulu Selatan 272 ha, Rejang Lebong 278 ha dan Kaur 4.748 ha serta Kabupaten Mukomuko 234 ha.Lada putih yang merupakan salah satu komoditas utama Bangka dan Belitung selain Timah itu dikenal memiliki kualitas terbaik yaitu jenis Muntok White Pepper. Kenaikan permintaan akan timah Bangka Belitung menurut Bappeti tidak diimbangi dengan pengembangan perkebunan Lada.Bahkan, areal perkebunan Lada di Bangka dan Belitung saat ini semakin berkurang berkurang karena sudah berubah menjadi lahan tambang Timah atau kebun Kelapa Sawit. Data Dinas Pertanian, Perkebunan, dan Peternakan Kepulauan Bangka Belitung yang dikutip Bappeti menyebutkan areal tanam perkebunan Lada di Bangka Belitung terus mengalami penyusutan.Bahkan, petani lada banyak yang beralih menjadi petani kelapa sawit yang perawatannya lebih mudah dan aman dari penyakit tumbuhan. Sementara itu, lada sangat rentan dari penyakit terutama penyakit kuning dan penyakit busuk pangkal batang.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Harga Lada Masih Tinggi
JAKARTA. Harga lada terus meningkat cukup signifikan sejak awal bulan ini. Pada tanggal 1 Juli 2010 lalu, harga lada masih berada di level Rp 43.000 per kg dan sejak akhir pekan lalu harga lada tetap di level Rp 48.500 per kg. Harga Lada rata-rata mingguan pada minggu lalu juga merupakan yang paling tinggi sepanjang tahun ini, yaitu Rp 46.700 per kg. Level Rp 40.000-an ini sudah tidak turun lagi sejak akhir Maret 2010 silam. Lada putih merupakan komoditas utama Bangka dan Belitung yang terkenal ke seluruh dunia. Pelabuhan Muntok di Bangka sebagai pintu ekspor akhirnya dikenal sebagai merek lada putih berkualitas, yaitu Muntok White Pepper.Di Bengkulu, harga lada hitam bertahan Rp 25.000 setelah sebelumnya naik Rp 1.000 per kilogram, sedangkan harga di sentra produksi Kepahiang juga bertahan Rp 26.000 per kilogram. Bertahannya harga lada hitam itu, karena permintaan dari pedagang besar pekan ini berimbang dan persediaan dari petani masih seperti biasa. Lada hitam di Bengkulu diperoleh dari beberapa sentra produksi, antara lain di Kabupaten Kepahiang, Bengkulu Selatan, dan Kabupaten Kaur, dan permintaan paling tinggi dari pedagang besar dari Medan dan Sumbar.Sementara harga lada putih itu bertahan Rp 52.500 per kilogram dan sampai sekarang masih didatangkan dari Provinsi Bangka Belitung melalui daerah Sumsel, kemudian pedagang daerah itu memasarkan ke pedagang besar di Bengkulu. Areal perkebunan lada mencapai 10.254 hektar dengan produksi 4.110,54 ton per tahun, yang tersebar di beberapa kabupaten, antara lain Kabupaten Bengkulu Selatan 272 ha, Rejang Lebong 278 ha dan Kaur 4.748 ha serta Kabupaten Mukomuko 234 ha.Lada putih yang merupakan salah satu komoditas utama Bangka dan Belitung selain Timah itu dikenal memiliki kualitas terbaik yaitu jenis Muntok White Pepper. Kenaikan permintaan akan timah Bangka Belitung menurut Bappeti tidak diimbangi dengan pengembangan perkebunan Lada.Bahkan, areal perkebunan Lada di Bangka dan Belitung saat ini semakin berkurang berkurang karena sudah berubah menjadi lahan tambang Timah atau kebun Kelapa Sawit. Data Dinas Pertanian, Perkebunan, dan Peternakan Kepulauan Bangka Belitung yang dikutip Bappeti menyebutkan areal tanam perkebunan Lada di Bangka Belitung terus mengalami penyusutan.Bahkan, petani lada banyak yang beralih menjadi petani kelapa sawit yang perawatannya lebih mudah dan aman dari penyakit tumbuhan. Sementara itu, lada sangat rentan dari penyakit terutama penyakit kuning dan penyakit busuk pangkal batang.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News