JAKARTA. Anjloknya harga gula membuat petani tebu enggan mengikuti lelang gula sejak akhir Juli 2017 lalu. Mereka menuding penurunan harga gula disebabkan karena penetapan Harga Eceran Tertinggi (HET) gula sebesar Rp 12.500 per kilogram (kg) oleh Kementerian Perdagangan. Menurut Ketua Umum Andalan Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) Soemitro Samadikoen, harga lelang gula pada saat ini menyentuh Rp 9.200 per kg. Harga itu jauh di bawah biaya pokok produksi. Jika petani melepas gula dengan harga tersebut, maka tentunya mengalami kerugian. "HET di pasar hanya Rp 12.500, inilah yang menyebabkan harga lelang gula tidak bisa bergerak ke atas," tutur Soemitro kepada KONTAN, Minggu (13/8). Soemitro lebih memilih menyalahkan pemerintah dibandingkan dengan menyalahkan pedagang yang menawar murah gula milik petani. Sebab menurutnya pedagang ini juga mengacu pada HET gula yang harus mereka jual serta memikirkan margin yang bisa dikantongi nantinya.
Harga lelang rendah, petani memilih menimbun gula
JAKARTA. Anjloknya harga gula membuat petani tebu enggan mengikuti lelang gula sejak akhir Juli 2017 lalu. Mereka menuding penurunan harga gula disebabkan karena penetapan Harga Eceran Tertinggi (HET) gula sebesar Rp 12.500 per kilogram (kg) oleh Kementerian Perdagangan. Menurut Ketua Umum Andalan Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) Soemitro Samadikoen, harga lelang gula pada saat ini menyentuh Rp 9.200 per kg. Harga itu jauh di bawah biaya pokok produksi. Jika petani melepas gula dengan harga tersebut, maka tentunya mengalami kerugian. "HET di pasar hanya Rp 12.500, inilah yang menyebabkan harga lelang gula tidak bisa bergerak ke atas," tutur Soemitro kepada KONTAN, Minggu (13/8). Soemitro lebih memilih menyalahkan pemerintah dibandingkan dengan menyalahkan pedagang yang menawar murah gula milik petani. Sebab menurutnya pedagang ini juga mengacu pada HET gula yang harus mereka jual serta memikirkan margin yang bisa dikantongi nantinya.