Harga Logam Dasar Jatuh Terseret Dolar AS Selasa (7/11), Tembaga LME ke US$8.187,50



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sebagian besar harga logam dasar di London turun pada hari Selasa (7/11) karena penguatan dolar Amerika Serikat (AS), didukung oleh risiko inflasi.

Sentimen ini membuat logam-logam yang dihargakan dalam dolar AS menjadi lebih mahal bagi para pemegang mata uang lainnya.

Melansir Reuters, harga tembaga kontrak tiga bulan di London Metal Exchange (LME) turun 0,6% menjadi US$8.187,50 per ton pada pukul 0822 GMT.


Sementara kontrak tembaga untuk pengiriman Desember di Shanghai Futures Exchange (SHFE) turun 0,1% menjadi 67.410 yuan ($9.253,77) per ton.

"Logam turun karena dolar yang lebih kuat, yang terjadi setelah ekspektasi kenaikan suku bunga dikalibrasi ulang lebih tinggi tadi malam," kata seorang pedagang logam.

Baca Juga: Sebagian Besar Harga Logam Dasar Naik karena Stimulus China, Tembaga ke US$8.104

Presiden Federal Reserve Bank of Minneapolis Neel Kashkari mengatakan pada hari Senin bahwa bank sentral AS kemungkinan memiliki lebih banyak pekerjaan ke depan untuk mengendalikan inflasi.

Ketua Federal Reserve AS Jerome Powell dijadwalkan akan berbicara pada akhir pekan ini.

Ekspor China mengalami kontraksi pada laju yang lebih cepat di bulan Oktober. Sementara angka impor secara tak terduga tumbuh, dalam serangkaian indikator yang menunjukkan bahwa China menghadapi risiko yang terus-menerus meskipun ada peningkatan permintaan domestik baru-baru ini.

Di tempat lain, harga Aluminium LME turun 0,6% menjadi US$2.275 per ton, nikel turun 2,3% menjadi US$18.020, seng turun 0,6% menjadi US$2.557,50, timbal turun 0,4% menjadi US$2.172,50, dan timah turun 0,6% menjadi US$24.525.

Nikel SHFE turun 1,1% menjadi 141.450 yuan per ton, timbal turun 0,8% menjadi 16.490 yuan, dan timah naik 0,3% menjadi 208.270 yuan.

Aluminium SHFE naik sebanyak 1,1% menjadi 19.370 yuan per ton, tertinggi sejak 28 September, sebelum ditutup naik 0,1% pada 19.175 yuan.

Baca Juga: Harga Tembaga Menguat karena Penurunan Yield Obligasi AS dan Ada Harapan dari China

Dipicu kekhawatiran pasokan di provinsi Yunnan, China, di mana pabrik-pabrik peleburan mengurangi produksinya karena sumber daya tenaga air yang lebih rendah di musim kemarau.

Beberapa pabrik peleburan seng di Yunnan juga telah menerima pemberitahuan tentang penjatahan listrik, yang dapat berdampak pada produksi logam, kata Huatai Futures dalam sebuah laporan.

Seng SHFE mencapai level tertinggi sejak 9 Oktober di 21.780 yuan per ton. Kontrak ditutup naik 0,5% menjadi 21.520 yuan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto