KONTAN.CO.ID - Harga logam dasar turun pada Kamis (17/10), dipengaruhi oleh kurangnya langkah-langkah stimulus agresif dari China untuk pasar properti serta penguatan dolar Amerika Serikat (AS). Melansir Reuters, harga tembaga tiga bulan di Bursa Logam London (LME) turun 0,2% menjadi US$9.544 per ton pada pukul 05.56 GMT. Sementara kontrak tembaga paling aktif untuk November di Bursa Berjangka Shanghai (SHFE) hampir stagnan di 76.560 yuan ($10.750,39) per ton.
Baca Juga: Harga Timah Tersengat Stimulus China, Cek Rekomendasi Saham PT Timah (TINS) China mengumumkan beberapa langkah untuk mendukung sektor properti yang bermasalah, termasuk memperluas daftar proyek perumahan yang memenuhi syarat untuk pembiayaan dan meningkatkan pinjaman bank hingga 4 triliun yuan. Namun, para pedagang menyatakan bahwa meskipun langkah-langkah tersebut mendukung, skalanya masih dianggap kecil, sehingga harga logam mundur, mengikuti pergerakan saham China karena pasar merasa tidak terkesan dengan kebijakan baru ini. Sektor properti merupakan salah satu penyumbang terbesar terhadap permintaan logam industri. "Setiap kekecewaan dapat memperburuk kelemahan pasar... Harga logam masih mengikuti strategi rata-rata, mendekati level reratanya. Untuk tembaga, saat ini level tersebut berada di US$9.450 per ton," kata Sucden Financial dalam catatannya. Baca Juga: Harga Tembaga Rebound Rabu (16/10), di Tengah Harapan Dukungan dari China Pada akhir September, janji stimulus dari pemerintah China sempat mendongkrak harga logam. Namun, harga kembali turun karena dukungan kebijakan dianggap lebih kecil dari yang diharapkan. "Dunia pasar merasa khawatir. Sekali kecewa, dua kali waspada," ujar seorang pedagang.