Harga logam industri dan energi naik, tetapi emas turun di tengah pemulihan ekonomi



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemulihan ekonomi yang mulai berjalan di tahun ini membangkitkan harga komoditas energi dan logam industri. Namun, sebaliknya, harga komoditas logam mulia masih menurun. 

Berdasarkan Bloomberg, sejak awal tahun hingga Senin (13/9), pergerakan harga logam mulia, seperti emas, perak, platinum dan paladium kompak menurun. Sementara, harga komoditas lain justru menguat. 

Research & Development ICDX Girta Yoga mengatakan tren penguatan komoditas logam industri dan energi didukung oleh pemulihan ekonomi yang berdampak pada kembali aktifnya industri manufaktur secara global. Dari sanalah permintaan komoditas logam dan energi ikut terdongkrak. 


Khusus komoditas logam industri, Yoga mengatakan peralihan tren bekerja dari rumah turut meningkatkan kebutuhan produk pendukung seperti elektronik. Sektor elektronik itu yang akhirnya menyerap banyak komoditas logam dalam pengaplikasiannya. 

"Salah satu contohnya adalah logam timah yang digunakan sebagai paduan solder," kata Yoga, Selasa (14/9). 

Baca Juga: Harga minyak sudah naik 46% ytd, prospek ke depan masih bullish

Analis Global Kapital Investama Alwi Assegaf mengatakan pemulihan ekonomi global yang mulai berjalan juga mengangkat harga minyak. "Ketika ekonomi mengarah untuk pulih maka permintaan bahan bakar seperti minyak akan meningkat," kata Alwi. 

Sementara itu, meski penyebaran Covid-19 secara global belum berakhir, Alwi melihat pelaku pasar tetap optimistis harga minyak naik karena distribusi vaksin yang gencar bisa mempercepat pemulihan ekonomi. 

Harga minyak hingga akhir tahu, Alwi proyeksikan akan tetap bullish ke rentang US$ 65 per barel hingga US$ 74 per barel. Sentimen pendukung lain datang dari turunnya pasokan dari AS dan Iran. 

Sementara, Analis Monex Investindo Futures Faisyal mengamati harga emas masih cenderung menurun karena di satu sisi muncul ekspektasi pengetatan kebijakan moneter AS seiring pemulihan ekonomi yang terjadi. 

Apalagi, yield US Treasury cenderung bergerak naik. Sehingga pamor emas semakin teralihkan. 

Dalam jangka pendek, Faisyal memproyeksikan penurunan harga emas cenderung terbatas karena data CPI AS yang rilis di Selasa (14/9), malam diproyeksikan menurun. 

Namun, jika data inflasi AS positif maka harga emas berpotensi semakin menurun. "Data CPI jadi kunci kemana arah pergerakan harga emas selanjutnya," kata Faisyal. 

Faisyal memperkirakan rentang harga emas di akhir tahun berada di US$ 1.680 per ons troi-US$ 1.700 per ons troi. 

Selanjutnya: Harga komoditas mineral masih cemerlang, begini proyeksi dan prospeknya ke depan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi