KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kenaikan suku bunga acuan Amerika Serikat (AS) membuat harga komoditas
safe haven, seperti logam mulia, tak bertenaga di kuartal I-2018. Turunnya permintaan dari sektor otomotif turut menekan harga. Paladium jadi komoditas logam mulia dengan kinerja terburuk di kuartal I-2018 ini. Di periode tersebut, harga paladium anjlok 10,29%. Pada Kamis (29/3), harga paladium kontrak Juni 2018 di New York Mercantile Exchange ada di US$ 943,8 per ons troi. Di periode yang sama, harga perak terkikis 5,53% menjadi US$ 16,268 per ons troi. Sementara, harga platinum kontrak April 2018 turun 1,20% ke level US$ 932,6 ons troi.
Kinerja positif hanya didulang emas. Harga emas kontrak pengiriman Juni 2018 di Commodity Exchange naik 0,65% jadi US$ 1.327,30 per ons troi di akhir Maret lalu. Analis memprediksi harga logam mulia masih bisa naik di kuartal II ini. Isu perang dagang dan masalah geopolitik akan menopang harga. Berikut ulasan para analis soal prospek logam mulia.
Harga emas tertekan cukup dalam di kuartal I-2017, lantaran AS mengumumkan data ekonomi yang positif, yang meningkatkan probabilitas kenaikan suku bunga acuan. Suku bunga AS sendiri akhirnya naik Maret lalu Kenaikan suku bunga ini ternyata jadi sentimen positif bagi emas. Analis Global Kapital Investama Berjangka Alwy Assegaf mengatakan, harga emas juga naik berkat pidato Gubernur The Fed Jerome Powell yang menegaskan suku bunga AS hanya akan naik tiga kali tahun ini. Isu perang dagang AS dan China turut mendorong harga naik. Masalah geopolitik di Timur Tengah juga menguntungkan pergerakan si kuning. Tapi pelaku pasar perlu mewaspadai data ekonomi AS yang positif dan bisa menekan harga emas. Alwy memprediksi harga emas akan bergerak antara US$ 1.300-US$ 1.365 per ons troi.
Direktur Garuda Berjangka Ibrahim memprediksi, harga perak dapat kembali perkasa di kuartal dua ini. Selain karena efek perang dagang, meningkatnya ketegangan antara Rusia dengan sejumlah negara Eropa jadi katalis positif. Peningkatan permintaan perak untuk bahan baku industri pun turut mengerek harga. "Disetujuinya anggaran infrastruktur AS akhir bulan lalu membuat permintaan dapat meningkat," ujar Ibrahim. Dia memprediksi harga perak di akhir kuartal dua ada di kisaran US$ 16,13-US$ 17,10 per ons troi.
Harga paladium anjlok karena permintaan dari sektor otomotif berkurang. Tapi, menurut analis Asia Tradepoint Future Andri Hardianto, harga bisa naik lantaran ada potensi defisit produksi paladium sebesar 1,8 juta ons troi.
Isu perang dagang AS dan China juga akan berpengaruh. Andri memprediksi harga paladium bergerak di rentang rentang US$ 935-US$ 98 per ons troi. Dalam jangka pendek, mustahil komoditas ini kembali ke US$ 1.000 per ons troi.
Merosotnya permintaan dari sektor otomotif memukul harga platinum. Selama ini, sektor tersebut menyerap 40% produksi komoditas ini. Jika permintaan berkurang, Andri memprediksi banjir platinum terjadi. Ia meramal harga platinum di periode April-Juni 2018 berkisar US$ 910-US$ 950 per ons troi. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati