Harga Logam Mulia Cenderung Melandai di Tahun Depan



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Prospek perak dan emas atau kerap disebut logam mulia dinilai akan melandai pada tahun depan setelah naik tinggi di tahun ini.

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan, konflik geopolitik maupun perang tidak lagi menjadi penyokong utama pergerakan logam mulia. Ini disinyalir karena ketika Donald Trump resmi menjabat sebagai presiden Amerika Serikat (AS), konflik perang yang sedang berlangsung diperkirakan akan segera berakhir.

"Kemungkinan pada semester pertama tahun depan tensi tinggi di Timur Tengah dan Eropa usai. Dengan demikian akan kembali ke fundamental," kata Ibrahim kepada Kontan.co.id, Minggu (1/12). 


Di samping itu, ia memproyeksi bank sentral AS Federal Reserve tidak akan menurunkan suku bunga pada tahun depan. Kondisi ini kemudian akan membuat harga logam mulia bergerak cenderung melandai.

Baca Juga: Gadai Emas Menyumbang 98% dari Total Portofolio Bisnis Pegadaian

Seperti diketahui, penyokong harga emas belakangan adalah ketidakpastian geopolitik dan perang yang terjadi di Timur Tengah membuat investor mencari aset safe haven. Sementara harga perak mengekor pergerakan emas. 

Adapun berdasarkan Trading Economics, harga emas berada di level US$ 2.657 per ons troi pada Jumat (29/11). Harga ini cenderung stabil dengan kenaikan 0,72% secara harian. Tetapi jika dilihat dalam sebulan terakhir harganya turun 3,24%.

Sementara harga perak berada di US$ 30,61 per ons troi. Dalam sehari harganya menguat 1,22%. Tetapi dalam sebulan merosot 6,29%.

Untuk perak, Ibrahim mengatakan pergerakannya lebih volatile yang disebabkan gencatan senjata yang terjadi antara Israel dan Libanon. Hal ini membuat pelaku pasar melakukan profit taking

Adapun di semester I tahun depan Ibrahim memproyeksi harga perak akan bergerak di kisaran US$ 27,5 sampai US$ 29 per ons troi. Sementara harga emas di sekitar US$ 2.500 per ons troi.

Selanjutnya: Anggaran Makan Bergizi Gratis Turun Jadi Rp 10.000 per Porsi, Begini Dampaknya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati