KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga emas melorot di akhir pekan lalu. Mengutip Bloomberg, harga emas Comex untuk kontrak April 2020 merosot 4,61% ke level US$ 1.566,70 per ons troi. Tak hanya emas, komoditi logam mulia lainnya seperti perak, platinum dan paladium yang kompak melorot juga. Presiden Commissioner HFX International Berjangka Sutopo Widodo mengatakan, harga emas mencatat penurunan harian terbesar sejak 2013. Kondisi tersebut sekaligus membalikkan kenaikan harga logam kuning yang sudah berlangsung lebih dari dua pekan. "Aksi jual dipicu oleh kekhawatiran bahwa virus corona akan berdampak pada permintaan bahan baku karena pertumbuhan ekonomi terhenti," kata Sutopo kepada Kontan.co.id, Minggu (1/3).
Baca Juga: Dana asing Rp 3,84 triliun kabur dari pasar saham dalam sepekan Pasar keuangan global saat ini tengah merasakan tekanan dari perlambatan aktivitas ekonomi akibat wabah virus corona. Pada umumnya, situasi seperti ini akan memicu kenaikan harga pada komoditas logam mulia. Tapi, kali ini berbeda. Sutopo menilai, aksi jual emas terbesar dalam beberapa tahun telah mengejutkan banyak pedagang pada akhir pekan lalu, sehingga kompak menekan harga logam mulia. Apalagi,
safe haven yang paling dipercaya pasar telah reli selama berminggu-minggu karena kekhawatiran bahwa wabah virus corona bakal mengganggu aliran perdagangan global dan pertumbuhan ekonomi. "Karena emas adalah komoditas industri dan juga barang konsumen, dia tidak kebal terhadap ekonomi yang lebih luas. Penurunan permintaan karena virus corona kemungkinan akan berdampak pada kasus penggunaan emas lainnya," kata dia.
Baca Juga: Hari Sabtu (29/2), harga emas Antam turun 10.000 ke Rp 806.000 per gram Masih mengutip Bloomberg pada perdagangan Comex, harga perak jatuh 7,21%, menjadi US$ 16,46 per ons troi. Spot platinum turun sebanyak 4,07% menjadi US$ 866,30 per ons troi dan paladium anjlok hingga 8,71% ke level US$ 2.616,55 per ons troi. Dia menekankan bahwa bukan hanya emas dan logam mulia lainnya yang turun. Pasar kripto juga menerima pukulan berat dan turun hampir 14% atau kehilangan sekitar US$ 40 miliar sejak awal pekan lalu. "Banyak aset digital mengalami koreksi yang terlambat, tetapi situasi saat ini tidak akan membantu. Emas telah berkinerja baik tahun ini dan telah mencapai level tertinggi tujuh tahun. Tetapi harga juga telah jatuh 2% dalam pekan ini," jelasnya. Tapi, seiring dengan melambatnya pertumbuhan ekonomi global, berkurangnya paparan risiko dan kebijakan moneter yang sangat akomodatif, harga emas dan logam mulia bisa naik lagi.
Baca Juga: Wabah Corona Menekan Harga Tembaga Ke depan, para pelaku pasar juga masih mengharapkan bank sentral AS Federal Reserve untuk memangkas suku bunga acuannya dalam pertemuan Maret dan April. Sutopo menjelaskan bahwa penurunan suku bunga riil tetap menjadi katalisator terbesar untuk emas dalam jangka panjang. Secara teknikal, Sutopo menjelaskan bahwa pergerakan harga emas masih mengacu pada level US$ 1.555 per ons troi sebagai level sementara dan direkomendasikan untuk
buy on support. Di sisi lain, terlihat bahwa penurunan akan tertahan oleh pergerakan
moving average (MA) 50. Sehingga, harga diperkirakan masih berada di rentang
resistance US$ 1.600 per ons troi dan US$ 1.612 per ons troi. Sedangkan
support berada di level US$ 1.555 per ons troi dan US$ 1.547 per ons troi. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati