JAKARTA. Sesuai prediksi, menjelang hari raya Lebaran inflasi akan terjadi dan terus mengalami kenaikan. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi Juni sebesar 0,43% dan bahan makanan memiliki andil penyumbang inflasi terbesar. Inflasi tahunan (year on year) pada bulan Juni sebesar 6,7% atau turun dibanding inflasi tahunan pada bulan sebelumnya yang mencapai 7,32%. Berdasarkan data BPS, kelompok pengeluaran bahan makanan memberikan andil 0,19%. Kemudian diikuti oleh kelompok air, listrik, gas dan bahan bakar serta kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau yang masing-masing memberikan andil 0,09% dan 0,06%. Bahan makanan yaitu daging ayam ras, bawang merah, dan telor ayam ras menjadi tiga penyumbang inflasi terbesar. Daging ayam andilnya mencapai 0,06%, bawang merah sebesar 0,05%, dan telor ayam ras sebesar 0,04%. Kepala BPS Suryamin mengatakan kenaikan harga pada tiga komponen bahan makanan tersebut terjadi karena adanya peningkatan menjelang ramadan. Meskipun Juni mencatatkan inflasi, namun inflasi yang terjadi pada Juni tahun ini lebih rendah dibanding Juni empat tahun terakhir. Juni 2010 inflasi tercatat 0,97%, 2011 sebesar 0,55%, 2012 0,62%, dan Juni 2013 sebesar 1,03%. Inflasi Juni 2013 yang tinggi memang sebagai akibat adanya kenaikan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi yang terjadi pada 22 Juni. "Ini menunjukkan pengendalian harga memasuki bulan ramadan tahun ini cukup terkendali," ujar Suryamin, Selasa (1/7). Ke depannya, BPS melihat Juli akan terjadi puncak inflasi. BPS memantau harga di level petani saat ini sudah naik sekitar 2% dan dampak inflasinya baru akan terasa pada bulan Juli. Meskipun akan tinggi, BPS memperkirakan inflasinya tidak akan lewat dari 1%. Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Sasmito Hadi Wibowo menjelaskan selain faktor Lebaran, Juli menjadi puncak inflasi karena adanya ajaran baru dan kenaikan tarif listrik. Inflasi baru akan stabil setelah Lebaran berakhir. Pada bulan Agustus di mana terjadi puncak panen serta Lebaran sudah berlalu maka kemungkinan besar harga akan kembali menurun.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Harga makanan naik, Juni tercatat inflasi 0,43%
JAKARTA. Sesuai prediksi, menjelang hari raya Lebaran inflasi akan terjadi dan terus mengalami kenaikan. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi Juni sebesar 0,43% dan bahan makanan memiliki andil penyumbang inflasi terbesar. Inflasi tahunan (year on year) pada bulan Juni sebesar 6,7% atau turun dibanding inflasi tahunan pada bulan sebelumnya yang mencapai 7,32%. Berdasarkan data BPS, kelompok pengeluaran bahan makanan memberikan andil 0,19%. Kemudian diikuti oleh kelompok air, listrik, gas dan bahan bakar serta kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau yang masing-masing memberikan andil 0,09% dan 0,06%. Bahan makanan yaitu daging ayam ras, bawang merah, dan telor ayam ras menjadi tiga penyumbang inflasi terbesar. Daging ayam andilnya mencapai 0,06%, bawang merah sebesar 0,05%, dan telor ayam ras sebesar 0,04%. Kepala BPS Suryamin mengatakan kenaikan harga pada tiga komponen bahan makanan tersebut terjadi karena adanya peningkatan menjelang ramadan. Meskipun Juni mencatatkan inflasi, namun inflasi yang terjadi pada Juni tahun ini lebih rendah dibanding Juni empat tahun terakhir. Juni 2010 inflasi tercatat 0,97%, 2011 sebesar 0,55%, 2012 0,62%, dan Juni 2013 sebesar 1,03%. Inflasi Juni 2013 yang tinggi memang sebagai akibat adanya kenaikan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi yang terjadi pada 22 Juni. "Ini menunjukkan pengendalian harga memasuki bulan ramadan tahun ini cukup terkendali," ujar Suryamin, Selasa (1/7). Ke depannya, BPS melihat Juli akan terjadi puncak inflasi. BPS memantau harga di level petani saat ini sudah naik sekitar 2% dan dampak inflasinya baru akan terasa pada bulan Juli. Meskipun akan tinggi, BPS memperkirakan inflasinya tidak akan lewat dari 1%. Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Sasmito Hadi Wibowo menjelaskan selain faktor Lebaran, Juli menjadi puncak inflasi karena adanya ajaran baru dan kenaikan tarif listrik. Inflasi baru akan stabil setelah Lebaran berakhir. Pada bulan Agustus di mana terjadi puncak panen serta Lebaran sudah berlalu maka kemungkinan besar harga akan kembali menurun.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News