Harga masih murah, bos Mayapada koleksi saham Sentul City



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Saham PT Sentul City Tbk (BKSL) dinilai masih cukup menarik. Bos Mayapada Grup, Dato' Sri Tahir, juga melirik saham ini untuk investasi. Akhir Januari lalu, Tahir membeli 3,35 miliar saham BKSL di harga premium, yakni Rp 350 per saham.

Total transaksi saham yang dilakukan di pasar negosiasi itu mencapai Rp 1,17 triliun. Tahir mengatakan, ada beberapa pertimbangan yang membuatnya berinvestasi di saham BKSL. Salah satunya, valuasi BKSL dinilai masih di bawah harga wajar. "Nilai asetnya masih undervalued, dan Sentul merupakan lokasi yang sangat strategis," kata Tahir kepada KONTAN, Minggu (25/2).

Selain itu, Tahir menilai BKSL memiliki prospek yang cerah dengan adanya pembangunan light rail transit (LRT). BKSL juga punya konsep city resort yang cukup menarik.


Usai transaksi itu, kini Tahir memiliki 6,1% saham BKSL. Namun, ia belum berencana untuk kembali menambah kepemilikan di BKSL dalam waktu dekat. "Belum. Sementara seperti itu dulu," ujar dia. Tahir mengaku, masih akan mengikuti perkembangan BKSL, sebelum memutuskan untuk menambah kepemilikan saham di perusahaan properti tersebut.

Transaksi saham ini dilakukan pada 31 Januari lalu. Harga pembelian tersebut terbilang cukup tinggi, mengingat pada hari itu harga saham BKSL di pasar reguler berada di level Rp 147 per saham.

Direktur Avere Mitra Investama, Teguh Hidayat menilai, Tahir merupakan value investor yang mengakumulasi saham dengan valuasi murah. Sebelumnya, Tahir juga sempat berinvestasi di saham bank milik Grup Astra, PT Bank Permata Tbk (BNLI). "Ini juga upayanya untuk diversifikasi," ujar dia.

Teguh menilai, meski beli di harga premium, nilainya masih tergolong wajar. Namun, bukan berarti investor ritel dapat mengikuti jejak Tahir tanpa pertimbangan.

"Untuk investor seperti beliau, ada nafas lebih panjang ketimbang investor ritel. Sehingga tidak masalah untuk menyimpan saham dalam jangka panjang bahkan hingga 5 tahun," kata Teguh. Apalagi, nilai investasi Tahir di saham BKSL cukup besar.

Menurut dia, akumulasi terhadap saham BKSL sebaiknya dilakukan jika kapitalisasi pasar perusahaan lebih kecil dibandingkan nilai aset bersih.

Teguh menambahkan, properti di kawasan Sentul memang cukup berkembang. Namun, perlu dicermati pula, gerak saham BKSL dalam beberapa tahun terakhir cenderung lambat. Apalagi, masih ada ketidakpastian dari proyek infrastruktur di sekitar kawasan properti tersebut. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati