Harga masker melonjak, YLKI menduga ada penimbunan dari distributor



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) menduga ada penimbunan masker dari pihak distributor untuk meraup keuntungan besar di tengah ramainya isu virus corona. 

Hal itu yang diduga membuat harga masker di pasaran melonjak tajam sekitar 300% hingga 1.000% . "Penimbunan tersebut akan mengacaukan distribusi masker di pasaran dan dampaknya harga masker jadi melambung tinggi," kata Ketua Pengurus Harian YLKI Tulus Abadi dalam keterangannya, Jumat (14/2). 

Baca Juga: Harga masker melonjak drastis, YLKI desak pemerintah turun tangan


Adapun YLKI juga menerima banyak aduan konsumen terkait melambungnya harga masker di pasaran. YLKI meminta pihak kepolisian agar segera mengusut tuntas dugaan penimbunan masker di pihak distributor. Sebab, mengambil keuntungan secara berlebihan dinilai sebagai tindakan tidak bermoral. 

"Menurut UU tentang Persaingan Usaha Tidak Sehat, tindakan exesive margin (mengambil keuntungan berlebihan) oleh pelaku usaha adalah hal yang dilarang. YLKI juga meminta pihak kepolisian mengusut terhadap adanya dugaan penimbunan masker oleh distributor tertentu demi mengeduk keuntungan yang tidak wajar tersebut," ujar Tulus. 

Adapun turut diketahui, di Pasar Pramuka, Jakarta Timur, harga Masker N95 kini menyentuh Rp 1,6 juta per boks yang berisi 20 buah. Padahal harga normalnya hanya berkisar Rp 195.000 per boks. 

Baca Juga: Strategi pemerintah dorong pertumbuhan ekonomi di tengah wabah virus corona

Selain itu, harga masker biasa pun juga tidak kalah melonjak. Kini, harga masker biasa mencapai Rp 170.000 hingga Rp 350.000 per boksnya yang berisi 50 buah. Harga normalnya padahal hanya sekitar Rp 15.000 hingga Rp 25.000 per boks. (Dean Pahrevi)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Harga Masker Melonjak, YLKI Menduga Ada Penimbunan dari Distributor"

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi