Harga masker N95 tembus Rp 1,6 juta per boks di Palembang



KONTAN.CO.ID - PALEMBANG. Harga penjualan masker di Palembang, Sumatera Selatan mulai mengalami lonjakan sejak virus corona diumumkan oleh Presiden Joko Widodo telah masuk ke Indonesia. 

Bahkan, stok masker di apotek maupun di toko alat kesehatan mulai mengalami kekosongan sejak satu bulan terakhir. Sementara, masker jenis N95 mengalami kenaikan yang begitu tinggi dengan harga mencapai Rp 1,6 juta per boks isi 20. Desi, pemilik toko alat kesehatan Amifa Medica di Jalan Sudirman Palembang, mengatakan, kekosongan stok masker terjadi lantaran kelangkaan dari distributor.  

Baca Juga: Tiga maskapai batalkan penerbangan dari Bandung tujuan Singapura dan Malaysia


Mereka pun saat ini hanya menjual masker jenis N59 kepada masyarakat dengan stok sedikit. "Masker biasa sudah habis, hanya tinggal jenis N95. Harganya Rp 1,6 juta per boks isi 20. Kalau per lembar Rp 85.000," kata Desi kepada Kompas.com, Rabu (4/3). 

Harga dari distributor naik 

Menurut Desi, harga N59 sebelumnya dijual Rp 50.000 per lembar. Namun, sejak virus corona masuk ke Indonesia, harga masker N95 langsung naik Rp 85.000 dan stok dari distributor mulai dibatasi. "Harga dari distributor naik, terpaksa kami naik juga harga jualnya. Ini pun stoknya sudah mulai sedikit," ujar Desi. 

Selain masker, harga cairan anti septik atau sanitizer juga mengalami kenaikan, yang kini harga jualnya mencapai Rp 180.000. Sementara, pada hari biasa antiseptik ini hanya dijual Rp 160.000. "Warga juga kami batasi hanya boleh beli dua botol saja, agar semuanya kebagian,"jelasnya. 

Baca Juga: Hadapi virus corona, Jokowi minta Mendag fokus bahas relaksasi impor bahan baku

Sebagai penjual, Desi megeluhkan minimnya stok masker dari distributor sehingga tidak bisa memasarkan barang kepada pembeli. "Kami kasang kasihan orang datang kesini jauh-jauh tapi masker tidak ada. Hanya ada N95 ini saja,"ungkapnya.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Di Palembang, Harga Masker N95 Tembus Rp 1,6 Juta Per Boks"

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .