Harga Mata Uang Kripto Makin Hijau, Bitcoin Naik Lebih dari 5%



KONTAN.CO.ID - Harga mata uang kripto makin hijau pada Senin (8/8) sore, dengan harga Bitcoin naik lebih dari 5%.

Berdasarkan data CoinMarketCap pada Senin (8/8) pukul 16.07 WIB, harga Bitcoin bertengger di US$ 24.142,93 atau naik 5,23% dalam 24 jam terakhir.

Harga Ethereum juga naik 5% lebih, persisnya 5,71% menjadi US$ 1.774,22. Sementara Solana naik lebih tinggi lagi, 7,47% ke posisi US$ 42,77.


Tak mau kalah, Polkadot melesat 9,81% jadi US$ 9,27 dan Avalanche melejit 11,10% ke US$ 28,76.

Baca Juga: Harga Bitcoin Menanjak, Tampak Momentum Bullish Lebih Lanjut

Sedang harga mata uang kripto berbasis meme Dogecoin dan Shiba Inu naik masing-masing 4,25% dan 4,83% menjadi US$ 0,0712 dan US$ 0,00001249.

Salah satu katalis positif adalah laporan Departemen Tenaga Kerja AS pada Jumat (5/8) pekan lalu, yang menggandakan ekspektasi sebagian besar analis untuk pertumbuhan pekerjaan pada Juli lalu.

Lapangan kerja yang bertambah di negeri uak Sam melawan indikator sebelumnya yang menunjukkan ekonomi cukup melambat yang memungkinkan The Fed segera mengurangi kenaikan suku bunga.

"Jika Bitcoin bisa bertahan di level US$ 23.000, itu bisa sangat menjanjikan untuk prospek jangka menengah," kata Analis Pasar Senior Oanda Americas Edward Moya kepada CoinDesk. 

Baca Juga: Jeblok di Kuartal Kedua, Begini Prospek Kripto di Kuartal Ketiga

"Bitcoin telah stabil dan bisa melihat momentum bullish lebih lanjut pada penembusan level US$ 25.000," ujarnya.

Ada 528.000 pekerjaan tambahan di AS pada Juli lalu. Angka ini dua kali lipat lebih dari konsensus di antara analis yang mempelajari pasar tenaga kerja dan tanda yang jelas bahwa satu bagian dari ekonomi ini tetap kuat.

"Statistik ekonomi tiba-tiba berubah sedikit lebih cerah," kata Kepala Ekonom Analisis Moody's Mark Zandi di Twitter, Minggu (7/8), seperti dikutip CoinDesk.

"Laporan pekerjaan Juli menunjukkan ketahanan ekonomi, dan mengapa kita tidak berada dalam resesi atau resesi jangka pendek yang tak terhindarkan," ujar dia.

Editor: S.S. Kurniawan