Harga mata uang kripto masih dalam fase penurunan



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga mata uang kripto masih terus menunjukkan tren penurunan yang telah terjadi sejak tahun lalu. Aksi yang dilakukan sejumlah pihak hingga para penambang cukup mempengaruhi pergerakan harga mata uang kripto dalam beberapa waktu terakhir.

Mengutip situs coinmarketcap.com, harga bitcoin selaku mata uang kripto berkapitalisasi pasar terbesar di dunia anjlok hingga 70,02% (ytd) ke level US$ 3.865,95 per 1 BTC pada 2018 silam.

Memasuki awal 2019, tren penurunan masih terus terjadi. Hingga Rabu (23/1) pukul 17.30 WIB, 1 BTC setara dengan US$ 3.598,50 alias turun 6,91% (ytd).


Co-Founder Cryptowatch, Cryptocurrency Community and Education Christopher Tahir mengatakan, salah satu penyebab utama terkoreksinya harga bitcoin disebabkan peran pihak-pihak yang menyerupai bandar atau kerap disebut pula dengan isitilah “invicible hand”. Pihak tersebut meliputi manajer investasi global, perusahaan hedge fund, hingga spekulan kelas kakap.

Invicible hand ini dinilai belum mau membuat harga bitcoin kembali naik secara signifikan dan terus menahan harga di level yang sekarang.

Keputusan ini diambil sembari menanti kepastian rilisnya bitcoin exchange traded fund (ETF) yang masih terhambat karena harus melalui persetujuan Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC). Padahal, ketika bitcoin ETF dilegalkan, industri mata uang kripto akan kembali bergairah karena partisipasi manajer investasi global hingga masyarakat akan meningkat.

“Selama belum disetujui, pihak invicible hand masih akan terus membiarkan harga bitcoin di level sekarang atau bahkan kembali turun sehingga mereka bisa melakukan akumulasi,” terang Christopher, Rabu (23/1).

Sumardi, CEO Rekeningku.com menyampaikan, harga mata uang kripto berkapitalisasi besar seperti bitcoin atau ethereum masih sulit pulih.

Sebab, jumlah penambang mata uang kripto sendiri secara global terus berkembang. Para penambang ini kerap menghasilkan koin-koin kripto baru yang kemudian hanya bisa diperoleh dengan menggunakan mata uang kripto lainnya. Bitcoin dan ethereum paling sering digunakan untuk melakukan transaksi tersebut.

“Jadi tiap kali harga bitcoin rebound, orang-orang langsung jual lagi sehingga harganya kembali tertekan,” ujar dia, Rabu (23/1).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Khomarul Hidayat