KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah melonjaknya harga batubara global, PT Indika Energy Tbk (INDY) tetap mengalokasikan 15%-20% dari penjualan batubaranya untuk pasar spot di tahun ini. Selebihnya, penjualan batubara perusahaan dialokasikan untuk penjualan dengan skema kontrak jangka panjang, menengah, dan tahunan. Informasi perihal rencana alokasi penjualan ini diungkapkan oleh Head of Corporate Communication Indika Energy Ricky Fernando. “Penjualan spot dialokasikan antara 15%-20%, selebihnya terdiri dari kontrak jangka panjang, menengah dan tahunan,” kata dia saat dihubungi Kontan.co.id, Jumat (8/10). Lebih lanjut, Ricky menjelaskan bahwa penjualan secara spot memiliki harga yang lebih tinggi, sebab harganya mengikuti harga pasar saat ini. Sementara itu, harga penjualan batubara melalui skema kontrak bisa berbeda-beda pada setiap pelanggan. “Setiap klien mempunyai formula pricing tersendiri,” ujar Rikcy.
INDY Chart by TradingView Dalam realisasi tersebut, PT Kideco Jaya Agung (Kideco) menyumbang produksi 18,2 juta ton batubara atau naik 7,7% dibanding realisasi produksi pada periode sama tahun lalu yang sebesar 16,9 juta ton. Sementara itu, MUTU mencatatkan produksi 0,9 juta ton batubara sisanya di sepanjang Januari-Juni 2021, tumbuh 28,57% dibanding realisasi produksi MUTU periode sama tahun lalu yang sebesar 0,7 juta ton Adapun total pendapatan konsolidasi yang dibukukan oleh INDY sepanjang semester pertama tahun ini mencapai sebesar US$ 1,28 miliar, naik 14,07% dibanding realisasi pendapatan semester pertama tahun lalu yang sebesar US$ 1,12 miliar. Dari hasil pendapatan itu, INDY mengantongi laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk alias laba bersih sebesar US$ 12 juta di semester I 2021, berbalik dari posisi bottom line INDY di semester I 2020 tercatat rugi bersih US$ 21,91 juta. Editor: Anna Suci Perwitasari