Harga minyak abaikan peningkatan produksi AS



JAKARTA. Peningkatan produksi minyak mentah di Amerika Serikat (AS) sepertinya mulai tak berpengaruh pada pergerakan harga minyak mentah dunia. Meski negeri paman Sam itu merilis adanya penambahan operasi rig aktif tetapi komoditas energi itu masih tetap mampu mempertahankan penguatannya.

Rencana Organization of Petroleum Exporting Countries (OPEC) untuk memperpanjang pemangkasan hingga akhir tahun menjadi sentimen positif yang mampu mengangkat harga.

Mengutip Bloomberg, pada penutupan perdagangan Jumat (31/3) minyak Wet Texas Intermediate (WTI) kontrak pengiriman Mei 2017 di New York Mercantile Exchange tercatat menguat 0,50% ke level US$ 50,60 per barel. Sedangkan jika dibanding sepekan sebelumnya minyak WTI telah menguat 5,48%.


Deddy Yusuf Siregar, analis PT Asia Tradepoin Futures melihat sejauh ini OPEC masih berpengaruh besar untuk menopang kenaikan harga. Apalagi di bulan April ini, organisasi negara-negara penghasil minyak mentah dunia itu juga akan menggelar pertemuan resmi untuk membahas rencana perpanjangan pemangkasan produksi hingga akhir 2017.

“Hampir semua negara OPEC setuju perpanjangan pemangkasan produksi. Terakhir Kuwait menyatakan akan sepakat kalau perpanjang dilanjutkan hingga akhir tahun,” terangnya.

Selain sentimen positif dari OPEC, lanjut Deddy minyak mentah juga masih mendapatkan sentimen positif dari terhambatnya produksi minyak di Libya karena adanya gangguan di ladang produksinya. Diperkirakan akibat pemblokiran para demostran di kawasan Sharara dan Wafa output minyak mentah Libya akan berkurang sekitar 252 ribu barel per hari.

Asal tahu saja, Baker Hughes melaporkan pada pekan yang berakhir pada 24 Maret terjadi penambahan jumlah rig aktif yang beroperasi. Jumlah rig minyak di AS bertambah 10 menjadi 662. Padahal pada periode yang sama tahun lalu jumlah rig yang dimiliki hanya sekitar 362.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia