Harga minyak acuan kembali anjlok 1% di tengah banjir pasokan dan pandemi Covid-19



KONTAN.CO.ID - TOKYO. Harga minyak mentah terus tertekan pada perdagangan hari ini. Kenaikan produksi minyak mentah dari anggota Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) yang terjadi di tengah pandemi Covid-19 yang memburuk mengancam permintaan bahan bakar.

Jumat (2/10) pukul 10.50 WIB, harga minyak mentah Brent kontrak pengiriman Desember 2020 turun 46 sen atau 1,1% ke US$ 40,47 per barel. Pada sesi sebelumnya, Brent sudah jatuh lebih dari 3%.

Serupa, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) kontrak pengiriman November 2020 juga ambles 48 sen atau 1,2% ke US$ 38,24 per barel. Pada Kamis (1/10), WTI ditutup melemah hampir 4%.


Kini harga minyak WTI menuju penurunan 5% di minggu ini, sementara Brent berada di jalur penurunan lebih dari 3%.  "Fundamental minyak tidak menggembirakan karena pasokan meningkat dan prospek permintaan terlihat suram," kata ANZ Research dalam catatan yang dikutip Reuters.

Baca Juga: Harga emas terus turun ke US$ 1.893 per ons troi di pasar spot  

Survei Reuters memperlihatkan, peningkatan pasokan minyak mentah dari OPEC membebani pasar karena produksi September naik 160.000 barel per hari (bpd). 

Peningkatan ini terutama disebabkan oleh lebih banyak pasokan dari Libya dan Iran. Kedua anggota OPEC yang dibebaskan dari perjanjian untuk menahan produksi antara OPEC dan sekutunya yang dipimpin oleh Rusia - sebuah kelompok yang dikenal sebagai OPEC +.

Produksi Libya telah meningkat lebih cepat dari perkiraan para analis dengan pelonggaran blokade oleh Tentara Nasional Libya, yang mencoba untuk mengambil kendali ibu kota dan terutama berbasis di bagian timur negara itu, di mana banyak fasilitas minyak berada.

Produksi minyak mentah dari Libya telah meningkat menjadi 270.000 barel per hari karena negara itu meningkatkan aktivitas ekspor, sumber minyak Libya mengatakan kepada Reuters. 

Kasus COVID-19 baru di seluruh dunia telah meningkat menjadi lebih dari 34 juta, hampir 2 juta lebih banyak dari pada akhir pekan lalu, berdasarkan penghitungan Reuters.

Minggu ini menandai tonggak kematian yang suram melebihi 1 juta dan beberapa negara memperketat pembatasan dan mempertimbangkan penguncian saat infeksi semakin cepat, yang memicu kekhawatiran tentang dampaknya terhadap permintaan bahan bakar.

Baca Juga: AS larang impor CPO dari perusahaan Malaysia, ini prospek saham emiten perkebunan

Bahkan kini, orang di lingkungan terdekat Presiden AS Donald Trump pun sudah terpapar virus corona. Trump dan ibu negara Melania Trump pun harus melakukan karantina setelah penasihat utama yang juga merupakan asisten kepercayaannya Hope Hicks positif Covid-19 dengan gejala.

Selanjutnya: Donald Trump bakal karatina mandiri usai asisten kepercayaannya positif Covid-19

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari